Pertumbuhan Investasi Diprediksi Turun

Penanaman Modal AMRIZAL, S.Sos(Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu) 29 Juli 2013 11:32:53 WIB


Pertumbuhan Investasi Diprediksi Turun

JAKARTA – Pertumbuhan realisasi investasi pada kuartal II/2013 diperkirakan turun, menyusul perlambatan impor barang modal. Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) A Prasetyantoko mengatakan, perlambatan pertumbuhan realisasi kuartal II/2013 tidak akan sebagus kuartal II/2012. 

Perlambatan impor barang modal menjadi salah satu penyebabnya. ”Kalau di lihat dari impor barang modal kok turun ya. Sepertinya (investasi) juga akan turun,” tutur Prasetyantoko, saat dihubungi KORAN SINDO kemarin. Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), impor barang modal pada periode April–Mei 2013 mencapai USD5,5 miliar. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan April–Mei 2012 yang menyentuh USD6,87 miliar sementara kuartal II/ 2012 (Mei–Juni) sebesar USD10,32 miliar. 

Perlambatan impor barang modal dikhawatirkan karena menjadi salah satu tolok ukur investasi yang terealisasi. Selain penurunan di impor barang modal, perlambatan investasi juga didorong oleh melemahnya peran sektor-sektor yang menjadi andalan Indonesia seperti tambang. ”Kalau dilihat dari komponen equipment dan machinery juga turun drastis,” jelasnya. Sebagai informasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hari ini akan mengumumkan realisasi investasi kuartal II/2013. 

Realisasi tersebut merupakan salah satu cerminan seberapa kuat dampak perekonomian global terhadap Indonesia. Berbeda dengan Prasetyantoko, Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis optimistis pertumbuhan investasi pada kuartal II/2013 akan berada di kisaran 25%. ”More or less. Ini masih dihitung. Tetap meningkat (dibanding kuartal II/ 2012). Mudah-mudahan target tercapai,” tutur Azhar, akhir pekan lalu. 

Sebagai catatan, realisasi investasi pada kuartal II/2012 mencapai Rp76,9 triliun atau tumbuh 24 %dibandingkan dengan kuartal II/2011. Sementara, pada kuartal II/2011 tumbuh 10,2% dibandingkan kuartal II/2010. Azhar menegaskan, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan investasi. Salah satunya adalah dengan pengurangan daftar negatif investasi (DNI). 

Pengurangan tersebut saat ini tengah dibahas di level eselon I Kementerian Koordinator bidang Perekonomian. ”Rencana (investasi) harus didorong. Jangan sampai hanya rencana tetapi bagaimana menghilangkan hambatan, jalan, pelabuhan, dan tenaga kerja,” imbuhnya. 

Dia mengakui, infrastruktur yang tidak memadai, terutama pelabuhan, menjadi salah satu hambatan utama dari investasi. Padahal, Indonesia memiliki potensi besar untuk terus dilirik investor. ”Yang baru (masuk) industri semen di Kalimantan Selatan dari China,” tandasnya. _maesaroh