Menandatangani MoU Antisipasi Bencana Banjir dan Longsor

Menandatangani MoU Antisipasi Bencana Banjir dan Longsor

Berita Utama Drs. AKRAL, MM(Diskominfo) 24 Mei 2017 23:12:46 WIB


Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menandatanganani Kesepakatan antara Pemprov Riau dengan Pemprov Sumatera Barat untuk antisipasi bencana banjir dan longsor di Kedua Provinsi, Selasa (23/5).

Kesepakatan ini dibuat dan disepakati oleh Irwan Prayitno selaku Gubernur Sumatera Barat dan, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman, serta pihak PLN selaku pengelola PLTA Koto Panjang.

Kesepakatan ini diambil mengingat seringnya banjir yang melanda Kabupaten Kampar dan Kecamatan Pangkalan Sumatera Barat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan kesepakatan dengan penanggulangan secara sistematis dan berkelanjutan. 

Untuk penanggulangan tersebut, maka  diambil langkah-langkah yang disepakati antara Pemprov Riau dan Pemprov Sumbar yang turut dihadiri oleh Bupati Limapuluh Kota.

Selanjutnya Irwan Prayitno mengatakan bahwa ada tujuh poin dalam kesepakatan ini antara lain, Pertama normalisasi dan pelebaran dari penyempitan Sungai  Batang Mahek dan Sungai Kampar. Kedua, dilakukan pengerukan sedimen terhadap kedua sungai ini. Ketiga, membuat SOP pembukaan pintu air waduk Koto Panjang. Keempat, mereboisasi kehutanan di hulu Sungai Kampar dan Sungai Mahek. Kelima,  dilakukan penertiban tambang liar di sekitar jalur Riau-Sumatera Barat. Keenam, merancang jalan alternatif Riau-Sumbar, dan ketujuh dilakukan penanganan lahan kritis pada daerah aliran sungai (DAS) Batang Mahat dan DAS Sungai Kampar.

Pada penutup kesepakatan tersebut, diminta juga kerja sama antara organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di masing-masing pemerintah daerah dan antar pemerintah provinsi. 

Selain itu, dalam MoU, diharapkan juga dukungan dari pemerintah pusat. Antara lain Kementerian Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) dan Kementerian BUMN sebagai induk dari PLN.

Sebagaimana diketahui, beberapa titik pemukiman masyarakat di daerah aliran Sungai Kampar kerap terjadi banjir. Hal ini disebabkan banyaknya debit air yang dikeluarkan dari pintu bendungan PLTA Koto Panjang. 

Dibukanya pintu waduk lebih banyak bukan tanpa alasan. Karena, setiap kali hujan deras melanda wilayah Pangkalan Sumatera Barat, membuat terjadinya banjir di wilayah itu. Untuk mengatasinya, pintu waduk dibuka lebih banyak. Sehingga banjir surut di sana. Tapi sebaliknya yang terjadi, dimana di wilayah Kampar, malah terendam banjir. Hal ini sudah rutin setiap musim hujan terjadi. Bahkan, dua tahun terakhir kondisi ini telah dialami oleh masyarakat.

Adanya kesepakatan ini diharapkan bencana banjir dan longsor tidak terjadi lagi  baik di wilayah Kampar maupun di Kecamatan Pangkalan, semoga (by. Akral)