Tunaikanlah Hak Allah

Tunaikanlah Hak Allah

Artikel WISNITA(Dishub) 22 Juni 2017 16:19:00 WIB


Taushiah Ramadhan Nevi Zuairina, 27 Ramadhan 1438 H

Tunaikanlah Hak Allah

Taushiah ini saya awali dengan kisah sahabat Rasulullah, Salman Alfarisi radhiyallahu 'anhu yang menasihati sahabatnya Abu Darda' radhiyallahu 'anhu.

Salman radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu:

إِنَّ لِرَبِّكَ عليك حَقًّا، وإِنَّ لِنَفْسِكَ عليك حَقًّا، ولأهْلِكَ عليك حَقًّا. فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ

“Sesungguhnya Rabb-mu memiliki hak, dan sesungguhnya tubuhmu juga ada haknya, dan sesungguhnya istrimu juga ada haknya. Maka berikanlah setiap yang memiliki hak tersebut haknya.”

Maka Abu Darda’ pun setelah dinasihati oleh Salman Al-Farisi dengan nasihat seperti itu, mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam dan menyebutkan hal tersebut kepada beliau. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صَدَقَ سَلْمَانُ

“Salman benar.” (HR Bukhari)

Kategori nasihat Salman adalah termasuk hadits karena dibenarkan atau diiyakan oleh Rasulullah.

Allah, Rabb kita, memiliki untuk disembah oleh kita, badan kita memiliki hak untuk dijaga kondisi kesehatannya, dan istri memiliki hak dari suaminya. Dan sesama manusia juga memiliki hak atas manusia yang lain. Makhluk seperti hewan dan tumbuhan juga demikian.

Demikianlah Allah mengatur keseimbangan dunia dan seisinya. Allah telah berfirman dalam Al Qur'an

 وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (Q.S. An Nisa: 36).

Jadi, apa Hak Allah dari makhluknya? Tegas dalam dalil di atas, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun". Permintaan Allah yang wajib kita taati.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk (Q.S. Al Bayyinah: 6)

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi (Q.S. Az Zumar: 65).

Lantas, apa yang diraih oleh manusia, jika ia sudah menunaikan hak Allah ? Di sinilah letak keuntungan perjanjian dengan Allah. Janjinya pasti bagi yang mematuhinya. Di antaranya antara lain:
1. Dijadikan panutan/ teladan serta kehormatan bagi manusia lainnya

2. Diberi keteguhan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Allah ridha padanya, dan dia ridha kepada Allah.

3. Memberikan rasa aman sentosa, setelah sebelumnya dilanda ketakutan dan kesempitan hidup.

4. Dilindungi Allah dari makar dan marabahaya.

5. Dilindungi dari godaanpak setan.

6. Dilindungi dari azab neraka.

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (Q.S. An Nur: 55)

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ ۚ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَكِيلًا

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga (Q.S. Al Isra: 65)

Dalam hadits yang shahih riwayat Imam Bukhari, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepada Mu’adz radhiyallahu ‘anhu

هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ ؟ قُلْتُ : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ : أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“”Apakah Anda tahu apa hak hamba yang wajib ditunaikan oleh Allah apabila ia menunaikannya?” Muadz menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Kata Rasul, “Hak hamba-hamba atas Allah bahwa Allah tidak mengadzab mereka ketika mereka menunaikan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Dan masih banyak lagi janji Allah bagi hambaNya yang sudah menunaikan hak Allah. Sekarang, kita harus mampu menguatkan tekad kita untuk menunaikan hak Allah Yang Maha Pencipta.

Wallahu a'lam bishshawab