Mempromosikan Wisata Melalui Perantau Pulang Kampung
Aplikasi Program Sosial EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 23 Februari 2017 11:08:38 WIB
Mempromosikan Wisata Melalui Perantau Pulang Kampung
Oleh Yal Aziz
KESERIUSAN dan kepedulian bupati dan walikota sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan pariwisata di daerah. Kenapa? Karena Sumatera Barat memiliki banyak objek wisata yang layak untuk dikunjungi. Hanya saja masalah promosi yang dilakukan kepala daerah masih belum memadai, sehingga perkembangan objek wisata di Sumatera Barat, masih belum memuaskan.
Khusus masalah serius dan kepedulian ini, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mengingatkan pemerintah kabupaten dan kota menetapkan satu destinasi wisata unggulan saja. Tujuannya agar lebih mudah mengelolanya daripada mengembangkan seluruh kawasan wisata yang ada di daerah masing-masing.
Kemudian, kata wagub, mengembangkan satu kawasan wisata di daerah masing-masing, bukan berarti objek wisata lain dibiarkan. Satu destinasi wisata yang ada di daerah masing-masing lebih diperioritaskan dengan tetap memperhatikan objek wisata lain yang ada di daerah itu.
Sebagai contoh Objek Wisata Linggai. Objek wisata itu harus ditetapkan sebagai icon wisata di Kabuaten Agam dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan agar objek wisata itu cepat berkembang. Begitu juga dengan objek wisata Danau Diatas-Dibawah Kabupaten Solok.
Sama halnya dengan objek wisata 1000 Rumah Gadang yang ada di Kabupaten Solok Selatan harus dijadikan sebagai objek wisata yang memadai untuk dikunjungi. Namun persoalannya, infrastuktur jalan ke daerah itu perlu diperbaiki, sehingga kunjungan wisatawan yang akan berkunjung meningkat.
Sedangkan Pemerintah Kabupaten Limapuluhkota, sebaiknya menetapkan satu destinasi wisata, apakah Kelok 9 atau Harau. Apabila objek wisata Harau dijadikan sebagai icon wisatanya, jalan ke kawasan itu harus diperlebar. Jika Kelok 9 dianggap potensial dikembangkan menjadi objek wisata yang memadai, pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar jembatan harus ditata lebih baik.
Yang tak kalah pentingnya, mempromosikan destinasi wisata sebaiknya tak hanya melalui kegiatan rutin pameran wisata, tapi juga memanfaatkan perantau yang pulang kampung, yang selama ini terabaikan. Padahal potensi perantau yang pulang kampung harus dimanfaatkan untuk mengakselerasi kepariwisataan di kampung halamannya.
Mumpung ada perantau yang pulang kampung, iklan atau promosi destinasi wisata terpadu dari tiap daerah yang mereka lewati bisa dilakukan dengan cara sederhana. Misalnya dalam bentuk spanduk atau baliho pesan wisata lokal serta pembagian stiker ataupun pamflet paket wisata di rest area, posko mudik, SPBU, ataupun rumah makan.
Meskipun kelihatannya sepele, penyampaian pesan destinasi wisata kepada perantau yang pulang kampung, memiliki nilai strategis. Pasalnya, secara teoretis, promosi sebagai suatu bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi nonpersonal mengikuti alur teori yang berlaku pada ilmu komunikasi umumnya.
Terutama komunikasi massa yang menjabarkan berapa persen tingkat awareness (sadar kenal/tanggapan) yang diharapkan terhadap target, berdasarkan kebutuhan manusia. Teori ATR (awareness, trial, reinforcement) mengajarkan bahwa khalayak dapat dipengaruhi oleh iklan.
Kita pun melihat ada sekelompok orang yang relatif tetap memakai/membeli produk-produk hasil iklan tersebut. Untuk mendapatkan kelompok orang yang menggunakan produk atau jasa secara tetap, produsen harus memenyampaikan pesan lewat pola awareness, trial, and reinforcement.
Upaya pertama, menggugah kesadaran khalayak bahwa produk yang diinginkan itu ada di sekeliling mereka. Harapan kedua adalah setelah menggugah kesadaran, tiap iklan harus kuat mempengaruhi khalayaknya supaya langsung mencoba (trial) proses yang ditunjukan iklan tersebut.
Harapan ketiga adalah proses peneguhan (reinforcement) iklan yang ditampilkan punya kekuatan peneguh sikap tertentu (sikap positif terhadap pesan). Tanpa mengesampingkan promosi wisata yang telah dilakukan pemkab/pemkot di Jateng, strategi promosi pesan wisata untuk pemudik layak dipertimbangkan. Terlebih secara umum telah mencakup unsur awareness, trial, reinforcement. (Penulis waratwan tabloid bijak dan padangpos.com)