5 Koreksi Selama Berpuasa

Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 03 Oktober 2013 07:13:56 WIB


Kita bersyukur kehadiran bulan Ramadhan disambut dengan suka cita oleh masyarakat Indonesia umumnya dan Sumatera Barat pada khususnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya selalu terlihat peningkatan aktifitas masyarakat dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Mesjid dan mushalla penuh sejak oleh jamaah, tak kalah pasar dan pusat-pusat perbelanjaan ramai diserbu pembeli.

Disadari atau tidak, ada 5 kesalahan yang kita lakukan selama melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kesalahan tersebut dilakukan banyak orang dan anehnya kesalahan itu dianggap sebagai kebiasaan dan kesalahan yang wajar-wajar saja. Padahal kesalahan tersebut menyangkut hal yang prinsip dan cukup fatal. Kesalahan-kesalahan yang perlu di koreksi itu adalah;

  1. 1.Makan berlebihan. Karena berpuasa seharian di siang hari, sering kita seperti orang balas dendam di saat berbuka puasa. Bahkan kadang kala seperti orang kerasukan setan, makan cepat-cepat dan seperti ingin memakan semua makanan yang ada sekaligus. Akibatnya, sehabis makan sangat kekenyangan, bahkan untuk berdiri pun sudah susah, perut terasa sakit dan tidak nyaman akibat kekenyangan.

Memang lumrah terjadi, di saat perut kosong semua makanan terlihat enak dan menggoda. Akibatnya keinginan untuk membeli menjadi sangat besar. Semua ingin dibeli dan semua ingin dimakan. Padahal ternyata makanan tersebut tidak seenak yang kita bayangkan disaat perut lapar. Seringkali makanan yang kita beli tersebut tidak termakan, mubazir dan bersisa saat berbuka puasa.

Bukankah puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu, terutama menahan haus dan lapar? Kesalahan seperti ini banyak terjadi dan masih banyak terjadi hingga saat ini.

  1. 2.Berkurangnya intensitas kerja. Di saat berpuasa kita sering mengalami pengurangan semangat kerja. Bahkan ada yang betul-betul kehilangan semangat kerja, loyo, sehingga lebih banyak tidur sepanjang hari. Pada hal Nabi Muhamma d SAW mencontohkan bahwa banyak peperangan di zaman nabi dilakukan saat bulan Ramadhan. Aktifitas Nabi dan para sahabat tidak berkurang di bulan Ramadhan.

Puasa seharusnya tidak menghalangi aktifitas pekerjaan. Bagi yang tidak terbiasa puasa, memang terasa berat. Namun bagi yang sudah terbiasa puasa, puasa tak terasa berat dan bukanlah penghalang untuk melakukan aktifitas kerja. Karena itu kita dianjurkan untuk melakukan berbagai puasa sunat sebagai latihan dan persiapan menjelang ramadhan. Dengan demikian puasa di bulan Ramadhan tidak terasa berat dan tidak membuat semangat kerja menjadi hilang.

  1. 3.Nafsu belanja meningkat. Fenomena ini juga sangat terlihat menonjol di bulan Ramadhan. Seperti diuraikan di atas, dalam kedaan perut kosong (berpuasa), kita cendrung belanja makanan secara berlebihan, semua kelihatan serba enak dan ingin dibeli.

Fenomena lainnya yang membuat nafsu belanja meningkat adalah kita ingin tampil serba baru dan wah. Perabotan rumah diganti dengan yang serba baru, rumah direnovasi agar tampil beda, kendaraan baru diupayakan, apalagi pakaian dan makanan, dicari yang serba enak dan mahal. Jika hal ini dilakukan dengan niat untuk memuliakan Ramadhan dan sesuai dengan kemampuan kita, tentu tidak jadi masalah. Namun jika dilakukan dengan niat untuk pamer (ria), sekedar jaga gengsi, tentu saja hal ini tidak benar dan perlu dikoreksi. Banyak peristiwa kriminalitas seperti pencurian, perampokan terjadi di bulan Ramadhan, terutama menjelang lebaran. Lucunya, alasan mereka adalah memenuhi kebutuhan (pamer?) di hari lebaran.

  1. 4.Kurang membaca Al Qur’an. Pada bulan Ramadhan kita dianjurkan memperbanyak membaca Quran. Karena itu bulan Ramadhan disebut juga dengan bulan syahrul Qur’an. Al Qur’an sendiri diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan. Kita sering beranggapan bahwa aktifitas bulan Ramadhan selesai dengan berpuasa di siang hari. Padahal mengisi Ramadhan dengan membaca Al Qur’an (tadarus), termasuk qiyamullail (shalat malam) juga sangat penting dan besar nilainya.
  2. 5.Lalai di 10 hari terakhir. Kesalahan lainnya yang juga perlu dikoreksi adalah kebiasaan kita yang disibukkan dengan menyiapkan kue, pakaian, mengecat rumah, dll di 10 hari terakhir Ramadhan. Akibatnya mesjid umumnya sepi di 10 hari terakhir, kegiatan ibadah di mesjid seperti terbaikan. Pada hal Allah mengatakan malam lai latul qadar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan, itu diturunkan pada 10 hari terakhir Ramadhan. Bukankah kita rugi besar jika peristiwa itu terlewatkan begitu saja dengan alasan sibuk menyiapkan kue lebaran?

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang melakukan 5 kesalahan utama di bulan Ramadhan tersebut. Jika iya, semoga tahun depan kita masih bertemu dengan bulan Ramadhan lagi tahun depan dan bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Amin (Irwan Prayitno)