WORKSHOP RENCANA KONTIJENSI DARURAT BANJIR BANDANG KOTA PADANG

Berita Utama Sub Bag. Sarana dan Prasarana(Sub Bag. Sarana dan Prasarana) 09 Desember 2013 08:55:07 WIB


Untuk tahun 2014 Kota Padang sudah punya rencana Kontijensi Darurat Banjir, dimana Workshop tentang Rekonstruksi dan SOP Banjir Kota Padang telah dilaksanakan di Hotel Axana Padang pada tanggal 6 s/d 10 Desember 2013 yang difasilitasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Acara Workshop ini dibuka secara resmi oleh kepala Badan BPBD Sumatera Barat yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Rumainur. SE, dalam pidatonyo mengatakan bahwa”Kota Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat sering sekali dilanda oleh banjir bandang, hal ini disebabkan karena letak geografis Kota Padang sendiri yang berada di wilayah pantai barat dan posisinya di dataran rendah, selanjutnya Rumainur mengatakan Kota Padang juga sebagai tempat bermuaranya beberapa buah sungai yang mengaliri Kota Padang, seperti Sungai Batang Kuranji, Sungai Batang Aru, Sungai Batang Kandis, Sungai Batang Aie Dingin, Sungai Batang Timbulun, Sungai Banjir Kanal dan sebagainya, disamping itu banyak lagi sungai-sungai kecil yang menyatu dengan sungai-sungai yang besar ini dan pada akhirnya bermuara ke laut, sedangkan kota Padang berada dibibir pantai barat Pulau Sumatera. Selanjutnya pria yang sering dipanggil Pak Rum ini menambahkan lagi, “sebagaimana diketahui bahwa air selalu mencari tempat yang rendah, maka kalau curah hujan turun dengan lebatnya dan sebelum sampai ke laut sudah barang tentu melwati Kota Padang, dengan debit air yang sangat tinggi maka Kota Padang sudah menjadi genangan air yang cukup luas karena posisi kota Padang memang di dataran rendah. Untuk itu Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjuk Pemerintah Sumatera Barat melalui BPBD untuk memfasilitasi Kota Padang dalam membuat suatu Perencanaan demi terwujudnya Rencana Kontijensi Darurat Banjir Bandang Kota Padang”. Mantan staf BAPEDALDA dan Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Sumatera Barat ini juga menyampaikan bahwa “sungai-sungai besar di Kota Padang ini rata-rata sumber airnya berasal dari jajaran bukit barisan, dan kondisi bukit barisan sekarang ini juga cukup kritis dimana pohon-pohon yang ada di bukit tersebut sering jadi pembalakan liar (ilegal loging) dan peladang yang berpindah-pindah sehingga ketahan bukit barisan untuk menahan debit air hujan juga akan berkurang dan mengakibatkan luapan pada sungai-sungai yang bermuara ke pantai barat Pulau Sumatera termasuk ke Kota Padang, apalagi kecamatan Lubuk Kilangan dan Kecamatan Pauh merupakan kecamatan yang berada di hulu sungai yang cukup besar, biasanya setiap curah hujan yang cukup tinggi dihulu seperti di Kabupaten Solok dan Solok Selatan, kekuatan bukit dan hutan kita sangat rentan terhadap ini, maka air dengan cepat mengalir turun ke bawah, sehingga dua kecamatan ini sering dilanda Banjir bandang seperti galodo yang mengakibatkan korban harta benda dan juga nyawa manusia.

Sebagaimana diketahui bersama dalam tahun 2013 ini saja dua kecamatan ini sudah sering dilanda banjir bandang (galodo kecil) dan wilayah kota Padang yang lain akan terdampak banjir pula dan bahkan 80 persen wilayah Kota Padang terkena dampak genangan banjir kata Pak Rum. Ketika ditanya kenapa Kota Padang yang dijadikan sebagai target, Pak Rum mengatakan pertama sebagaimana diketahui bahwa Kota Padang adalah ibu Kota Provinsi Sumatera Barat, dan Kota Padang juga paling rentan dilanda banjir dan aset-aset pemerintah Provinsi juga sebagian besar berada di Kota Padang, kedua karena banyaknya sungai yang bermuara di Kota Padang yaitu ada enam sungai yang bermuara di sepanjang Pantai Kota Padang mulai dari Kecamatan Koto Tangah sampai ke Ke kecamatan Bungus Teluk Kabung, diantaranya Muara Anai dari Sungai Batang Kandis, Muaro Panyalinan, dari Batang Aie Dingin, Muara Ulak Karang dari Sungai Batang Kuranji, Muara Purus, dari Sungai Banjir Kanal, Muara Padang dari Batang Arau, Muara Timbulun dari Sungai Batang Timbulun. Ketiga penduduk Kota Padang yang cukup padat, hal ini tentu jadi perhatian kita bersama maka dengan sendirinya Pemerintah Provinsi juga mempunyai tanggungjawab yang cukup tinggi pula terhadap ini. Untuk tahap selanjutnya tentu akan direncanakan pula bagi kabupaten kota lainnya yang ada di Sumatera Barat demikian pak Rum mengakiri pembicaraannya. Pada Workshop ini juga menampilkan nara sumber dai Bapak Tomy dari KOGAMI dengan materi “Teknik Penyusunan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Banjir Kota Padang”, Nara sumber memaparkan bagaimana cara dan teknis menyusun suatu perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi penanggulangan banjir di Kota Padang, paparan beliau cukup mendapat apresiasi dari para peserta, sebab data dan kondisi banjir yang pernah terjadi di kota Padang benar-benar jadi data kajiannya. Nara sumber selanjutnya alah bapak Wawan dari AIFDR dengan makalah tentang “Teknik Penyusunan Skenario”, pemaparan pak Wawan tidak kalah menarik dengan nara sumber sebelumnya, beliau menskenariokan bencana banjir melanda Kota Padang sekitar magrib menjelang malam, bagaimana kesiapan para petugas dan peralatan apa yang tersedia, bagaimana kondisi masyarakat atau penduduk saat itu, semua dijelaskan dalam paparan, sehingga empat hari waktu yang disediakan oleh panitia tidak begitu terasa oleh peserta, karena peserta diminta terlibat langsung dalam peristiwa tersebut dan juga peserta sebagian besar juga pernah mengalami bencana banjir ini, makanya para peserta betul-betul mengapresiasi sekali kedua Nara sumber ini.

Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang Lurah di lingkungan Pemerintah Kota Padang, para Lurah sangat bersemangat untuk menyampaikan masalah-masalah yang pernah dialaminya selama ini khususnya dalam menangani bencana banjir, sehingga mereka saling berebut dalam menyampaikan usulan agar usulannya dijadikan juga sebagai masukan dalam perencanaan penanggulangan banjir yang dibuat ini. Salah seorang panitia dari BPBD Provinsi Sumatera Barat Bapak Armis mengatakan bahwa “kita libatkan Lurah dalam Workshop ini disebabkan Lurah sebagai aparat yang terendah dalam tata pemerintahan di Kota Padang adalah orang yang paling merasakan betul masalah penanggulangan banjir, banyak warga mereka selalu melaporkan nasibnya sewaktu bencana banjir datang, makanya kita Lurah diikutkan dalam perencanaan Kotijensi Penanggulangan Banjir Kota Padang ini, dan Panitia atau Tim Perumus juga dapat pula mempertimbangkan masuka-masukan atau data-data yang diberikan oleh Lurah dimaksud. Disamping Lurah juga diikuti pula oleh LSM yang berkompeten dengan kebencanaan dan aparat BPBD Pemerintah Provinsi. Aparat BPBD dan LSM merupakan anggota Tim Perumus yang akan melahirkan suatu konsep atau Draf Rencana Kontijensi Darurat Banjir Kota Padang, dan nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan dan pedoman bagi Kota Padang untuk penanggulangan Banjir Bandang di Kota Padang. Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN melalui BNPB dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat merupakan fasilisatornya demikian Pak Armis menutup pembicaraannya.(by.Akral)