Singapura Andalkan Wisatawan Domestik

Artikel () 18 September 2020 08:44:01 WIB


Singapura Andalkan Wisatawan Domestik

 

Di tengah berlangsungnya pandemi covid, yang menyebabkan perekonomian banyak negara melemah, yang dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi negatif, Singapuran mencoba bangkit. Kali ini dengan kebijakan yang mengandalkan wisatawan domestic. Yaitu dengan mendorong warganya berwisata, dan diberi bantuan dana untuk membeli tiket wisata.  

Beberapa waktu lalu, Singapura melakukan atau menerapkan kebijakan lock down dengan menerapkan aturan dan sanksi yang berat. Hal ini efektif, sehingga menyebabkan ekonominya mengalami penurunan. 

Kini Singapura mencoba kembali menggerakkan ekonominya. Yaitu dengan dimulai dari pariwisata. Sebelum pandemi covid, Singapura adalah tujuan wisatawan mancanegara, termasuk dari Indonesia. Bahkan kabarnya wisawatan Indonesia secara jumlah adalah mayoritas.

Pemerintah Singapura memberikan bantuan dana sebesar 100 dolar Singapura kepada penduduk dewasa yang berusia di atas 18 tahun dalam bentuk kupon wisata. Nilainya setara 1 juta rupiah. Bantuan ini merupakan bagian dari program SingapoRediscover. Program ini mendapatkan bantuan dana sebesar 320 juta dolar Singapura atau setara 3,4 triliun rupiah. Wisatawan usia 10 tahun ke bawah juga diberikan subsidi sebesar 10 dolar Singapura atau setara 100 ribu rupiah. 

Kupon atau voucher tersebut bisa ditukar dengan tiket masuk tempat wisata seperti taman bermain atau sebagai potongan biaya hotel. Voucher bisa dipakai pada Desember 2020 s.d Juni 2021. Pemerintah Singapura sebenarnya menyasar pengusaha agar pengelola wisata bisa bertahan di tengah krisis. 

Sektor pariwisata bukan merupakan contributor utama pertumbuhan ekonomi Singapura. Karena besarannya hanya 4% dari PDB (produk domestik bruto). Tapi pemerintah Singapura melihat bahwa efek berantai atau efek multiplier yang dihasilkan cukup signifikan jika sektor pariwisata bergerak.  

Pilihan Singapura ini nampaknya jauh berbeda dengan banyak negara yang justru menutup negaranya dan fokus kepada pencegahan penularan virus. Tapi pemerintah Singapura sepertinya tidak punya pilihan selain menggerakkan warganya. Karena turis asing masih dilarang masuk ke Singapura. Pemerintah Singapura mempercayakan penanganan protokol kesehatan kepada pengelola tempat wisata. 

Apa yang dilakukan Singapura ini terhadap sektor pariwisata sepertinya juga senada dengan Sumbar dalam bentuk lain. Sumbar sudah membolehkan tempat wisata buka, tapi pengelola harus menerapkan protokol kesehatan kepada pengunjung dan juga pegawai pengelola tempat tersebut.

Tenaga kerja di sektor pariwisata seperti pegawai hotel, rumah makan dan lainnya dibantu dengan tes swab gratis agar terjamin kesehatan mereka dalam melayani pengunjung. Pengunjung yang datang juga harus mengikuti protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu dan mencuci tangan, serta yang utama yaitu memakai masker. Jika pengunjung patuh dan disiplin ikut protokol kesehatan, maka dengan memakai masker mereka tetap bisa berwisata. Dan ekonomi pun bisa bergerak, meskipun tidak seperti zaman normal. Karena sekarang adalah normal baru atau new normal. (efs) 

 

Referensi:

Jawa Pos 17 September 2020