Gunakan Hak Pilih dan Jangan Salah Pilih

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 23 November 2020 10:15:52 WIB


Oleh Yal Aziz

SEBAGAI Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menganjurkan masyarakat untuk mempergunakan hak pilihnya untuk memilih kepala daerah sesuai hati nurani, 9 Desemni 2020 mendatang.

 

Apa yang dianjurkan Mendagri tersebut, perlu kita sikapi secara arif dan bijaksana. Soalnya, satu suara sangat menentukan bagi peserta yang maju sebagai kandidat. Jangan sampai menjadi golput alias tidak datang ke TPS mempergunakan hak suaranya.

 

Jadlah warga masyarakat yang baik dengan  mempergunakan hak suara secara baik dan memilih pemimpin yang terbaik. Kemudian saat datang ke TPS jangan sampai lupa memakai masker untuk menghidari wabah Covid 19. 

 

Dari empat kandidat yang maju di Pilgub Sumbar, Mulyadi, Nasrul Abit, Fahkrizal dan Mahyeldi, rasanya masyarakat sudah paham dan tahu tentang keempat kandidat tersebut. Bagaimanapun jua keempat kandidat tersebut merupakan putra Ranah Minang Sumatera Barat yang maju diusung partai pendukung dan pengusung.

 

Sebgai masyarakat demokasi, kita tentu tak setuju dengan kampanye yang melakukan adigasi dan menaburkan uang dengan tujuan meraih simpati masyarakat. Padahal money politik itu dilarang oleh undang-undang. Politik uang sama saja merusak demokrasi.

 

Untuk itu kita tentu berharap kepada kandidat yang lagi bekompetisi untuk selalu mematuhui rambu-rambu yang telah ditentukan KPU berdasarkan undang-undang. Jangan sampai memilih salah seorang kandidat karena diberinya uang atau cendramata lainnya.

 

Kemuidan jangan sampai terbius oleh janji-janji manis kandidat saat kampanye dengan berbagai harapan dan impian. Jadilah pemilih yang baik.

 

Yang tak kalah pentingnya, jangan sampai menjadi golput alias tidak ke TPS untuk mempergunakan hak pilihnya. Bagaimana pun jua sitem demokrasi yang kita laksanakan ini sudah merupakan hasil kerja putra-putra terbaik bangsa dalam acara memilih pemimpin, yang terbaik dari yang baik..

 

Sedangkan kepada para konstestan, jangan sampai merusak dan menodai demokrasi dengan cara politik uang atau menyogok masyarakat dengan uang yang dilakukan satu hari menelang pemilihan dengan istilah serangan fajar.

 

Pemimpin yang menang berdasarkan politik uang, akan menjadi pemipin serakah dan tak bermoral. Kesejahteraan yang dijanjikan akan memunculkan kejahatan dan kesensaraan ditengah masyarakat. Kata kuncinya, salah dalam memilih pemimpin tunggulah kehancuran dan kesensaraan. (Penulis wartawan tabloidbija.com)