Pilpres AS dan Peluang Wisata

Artikel () 24 November 2020 10:44:49 WIB


Harian Republika edisi 23 November 2020 dalam salah satu halamannya memuat tulisan Adiwarman A. Karim yang berjudul, “Ketegasan Tanda Kelemahan”. Adiwarman mengutip hasil riset yang berjudul, “Asia Power Index 2020”. Salah satu hasil riset menyatakan bahwa AS adalah negara yang paling berkuasa di kawasan Asia dengan nilai 81,6. Meski mengalami penurunan di 2020, AS tetap yang paling berkuasa di Asia. Nomor dua adalah China dengan nilai 76,1. 

Akan tetapi, kekuatan ekonomi China ada di urutan pertama dengan nilai 92,5. Kemudian disusul AS dengan nilai 87,7. Sedangkan kekuatan diplomasi China juga mengungguli AS dan Jepang. Nilai untuk China 91,1. Nilai untuk AS 74,9 dan Jepang 88,8. 

Hasil pilpres AS telah memberi kemungkinan baru terhadap dinamika ekonomi dan politik di Asia. Jika pada masa kepemimpinan Trump, politik Indonesia lebih mendekat ke China, maka pada masa Joe Biden ada kemungkinan Indonesia akan kembali mendekat ke AS atau berada di tengah (karena AS dan China sama-sama ingin mempengaruhi RI). 

Adiwarman menulis, Indonesia dengan keanggotaannya di G-20 dan sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia akan didekati AS dengan cara ramah-Islam. Dan China pun diduga juga akan mengubah  anggapan anti-Islam yang sudah tumbuh di sebagian masyarakat Indonesia. Terutama ketika Trump berkuasa. 

Menurut Adiwarman, ketegasan China terhadap muslim Uyghur justru menjadi kelemahan dalam menghadapi masyarakat muslim dunia. Maka AS akan memperkuat pendekatan ramah-Islam sebagai upaya menghadapi kekuatan China. Sehingga China akan merangkul umat Islam di sebuah negara agar pemerintahnya pun percaya dengan China. 

Hal demikian akan memperkuat posisi tawar masyarakat muslim di berbagai negara dengan mayoritas penduduk muslim. Termasuk Indonesia. 

Jika dikaitkan dengan perkembangan pariwisata Sumbar atau Indonesia, sedikit banyaknya akan memberikan pengaruh positif. Namun akibat pandemi, sektor pariwisata mungkin belum bisa banyak bergerak. 

Seandainya covid bisa diatasi, maka ini akan membuka peluang perkembangan pariwisata yang baru. Seperti diketahui, Sumbar pernah kedatangan wisatawan China dan mendapat penolakan dari sebagian kecil warga di dunia nyata. Sedangkan di dunia maya lebih heboh. 

Namun lain halnya jika yang datang wisatawan dari AS. Mungkin sambutan sebagian masyarakat tidak akan seperti ketika wisatawan China datang. Padahal kedatangan wisatawan China tersebut sudah melalui proses pemeriksaan kesehatan yang berlapis. Ini terbukti ketika selama di Sumbar mereka tidak sakit. Dan kabarnya akan datang lagi wisatawan China yang lebih banyak ke Sumbar. Karena ini merupakan program kerja sama antara pemerintah RI dengan pemerintah China. 

Rendang yang dinobatkan di CNN Travel sebagai makanan terlezat di dunia merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan AS untuk datang ke Sumbar. Acara Gordon Ramsey yang meliput Sumbar dan kulinernya juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan AS  untuk datang ke Sumbar. Dengan predikat destinasi wisata halal terbaik dunia dan destinasi kuliner halal terbaik dunia yang pernah didapat Sumbar, akan memberikan referensi bagi wisatawan AS untuk berkunjung ke Sumbar. (efs)