Anak Nagari PAUH Peduli Ancaman Terhadap Ninik Mamaknya

Berita Utama Sub Bag. Sarana dan Prasarana(Sub Bag. Sarana dan Prasarana) 02 Februari 2014 02:56:08 WIB


Ramai-ramai ke kantor Gubernur bertemu dengan Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar Ali Asmar, Anak Nagari Pauh IX melakukan aksi solidaritas peduli terhadap ancaman gangguan keamanan di Kantor Gubenur terkait ancaman kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Rabu (29/01). Turut hadir dalam aksi tersebut KAN Pauh IX, LKAM Kota Padang, dan IPSI Ranting Kuranji.

Dikatakan oleh Koordinator aksi yang juga Sekretaris KAN Pauh IX, Zul Hendri Ismet Rajo Bungsu, aksi ini didasarkan pada kejadian gangguan keamanan Rabu lalu (22/01) dimana pada saat itu datang orang tak dikenal mencari Gubernur Sumbar dengan membawa senjata tajam dan berkata dengan nada ancaman terhadap Gubernur Sumbar.

"Ini aksi solidaritas kami. Kami anak nagari dan ninik mamak di KAN Pauh IX Kuranji merasa kecewa dengan kejadian ini, bahwa ada orang yang mencari dan ingin membunuh Gubernur. Beliau itu bukan hanya Gubernur, tapi juga ninik mamak kami di Pauh IX. Tentu kami merasa tidak nyaman. Kami beri dukungan pada satpol PP untuk meningkatkan pengamanan dan pada kepolisian agar segera mengungkap motif. Kami datang ke sini untuk bertanya tindak lanjut dari kejadian tersebut," tutur Zul Hendri saat diwawancara Koran Padang. Menurutnya, dengan ada ancaman terhadap Gubernur, anak nagari Pauh juga merasa itu ancaman untuk mereka."Seolah orang Pauh IX tidak ada!" imbuhnya. Anak Nagari Pauh IX merasa dengan kejadian ini wibawa Kantor Gubernur jadi merosot, namun tidak dengan wibawa pribadi Irwan Prayitno karena diyakini sosok orang nomor satu di Sumbar itu bisa menghadapi masyrakat dengan baik.

Dalam aksi solidaritas sekaligus silaturahmi dengan Sekdaprov Sumbar Ali Asmar itu mencuat kekhawatiran pihak KAN kejadian ini menjadi konsumsi publik yang ranahnya bercabang kemana-mana, baik politik, birokrasi, adat, dan lainnya. Karena itu kejadian ini harus disikapi serius.

Menanggapi isu pelaku pengancaman mengidap gangguan jiwa, Zul Hendri menyatakan bahwa dia bisa saja dimaafkan. "Itu yang perlu diungkap. Kalau memang sakit jiwa, supaya diurus dengan baik. Ke depan, tidak lagi terulang seperti ini," ujarnya.

Sementara, dengan kehadiran masyarakat berbasis adat ini, Sekda Ali Amsar memahami ini sebagai bentuk cinta anak nagari Pauh IX terhadap ninik mamaknya. "Ini rasa cinta mereka terhadap Gubernur, yang merupakan Penghulu Pucuk di Nagari Pauh IX. Tentu saja kemenekan beliau tidak terima dengan kejadian ini," ujar Ali Asmar. Dia juga memahami, berita ini sudah meluas secara nasional sehingga kaum rantau juga tidak bisa menerima kejadian tersebut.

Ini kemudian, dikatakan Sekda, akan jadi pijakan ke depan untuk pemprov meningkatkan kewaspadaan. Dengan kehadiran masyarakat adat tersebut, Sekda berterimakasih karena telah diingatkan secara langsung sehingga bisa jadi pegangan perbaikan.Untuk peningkatan keamanan endiri, Sekda mengungkapkan akan meningkatkan beberapa item untuk sistem keamanan, yaitu penambahan tenaga Polisi Pamong Praja, peningkatan latihan rutin untuk menimbulkan semangat aparat saat bertugas dan tidak hanya berupa latihan dasar, persiapan pengamanan Kantor Gubernur dan Rumah Dinas dengan lebih baik lagi, serta perbaikan sistem keamanan Kantor Gubernur sendiri, dengan memasang CCTV misalnya untuk di titik-titik tertentu.

"Selama ini kita merasa kondusif saja orang yang datang. Justru merasa kondusif itu ternyata ancaman datang. Ini kecolongan," ujar Sekda. Di tempat yang sama, Kasat Pol PP Sumbar, Edi Aradial, mengaku sudah mendapat sanksi dari Sekda. "Kami mengakui kelalaian kami. Anggota juga sudah mendapat sanksi. Tanggungjawab di lapangan memang bagian kami," kata Edi. Dikatakan Edi, kejadian ini menjadi landasan perbaikan ke depan. Dia dan anggotanya akan terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di lapangan. Latihan rutin akan ditingkatkan.

Diduga Jenius yang Sakit Jiwa

Dalam momen tersebut, turut hadir Kapolsek Padang Barat Kompol Sumintak, yang menceritakan kronologis kejadian anggotanya menangkap pelaku pengancaman. Menurut Kapolsek, itu bermula dari laporan security Pangeran Beach Hotel yang menelpon polisi dan mengabarkan ada orang tak dikenal sedang merobek-robek spanduk BNPB di depan hotel tersebut. Begitu menerima laporan, jajaran polsek Padang Barat langsung menuju lokasi dan melihat pelaku memang sedang bertindak. Pelaku yang kemudian kabur menggunakan mobil Toyota Rush hitam tersebut dibuntuti hingga berbelok ke daerah Labor UNP. Pelaku yang kemudian diketahui bernama Muhammad Kurniawan tersebut akhirnya ditangkap di kediamannya di Jalan Belibis Padang tanpa perlawanan. Diakui Kompol Sumintak, dari awal komunikasi pelaku berbicara ngawur dan tak jelas. Kemudian, pelaku dibawa ke Mapolresta Padang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pelaku sendiri kemudian diketahui sebagai mahasiswa Uiversitas Padang dalam program Akademi Komunitas Pertambangan UNP. Lulusan IPB yang pernah menjalani pendidikan di Amerika ini diketahui sebagai mahasiswa yang jenius. Di usia 23 tahun, dia sudah bekerja di perusahaan asing dengan gaji 30-50 juta per bulan. Dengan dipakai potensinya tersebut, ini tentunya menandakan pelaku memiliki keahlian atau kepintaran luar biasa. Sementara, keluarga pelaku mengungkapkan bahwa Muhammad Kurniawan mengalami gangguang kejiwaan. Namun demikian, secara resmi dan ilmiah belum bisa ditegaskan apakah pelaku memang mengalami ganguan kejiwaan. Hingga sekarang, pelaku masih diperiksa secara mendalam di Mapolresta Padang.