Rasul Sebagai Model

Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 24 Maret 2014 02:41:46 WIB


Setiap orang punya idola atau tokoh panutan masing-masing. Ada orang yang memilih Bung Hatta sebagai tokoh idolanya, ada pula yang menjadikan Michael Jackson sebagai tokoh idolanya. Ada beragam latar belakang profesi tokoh yang dijadikan idola. Bisa jadi ia seorang artis, tokoh politik atau olahragawan, seperti pesepakbola, petinju, dan lain-lain.

Biasanya jika seseorang yang mengidolakan seorang tokoh, maka ia akan berusaha meniru gaya dan tingkah laku tokoh tersebut. Seseorang yang mengidolakan Michael Jackson akan meniriu gaya tokoh tersebut. Baik cara ia berpakaian, cara ia bernyanyi dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Begitu juga jika mereka yang mengidolakan Messi atau Ronaldo, misalnya, akan meniru gaya dan tingkah laku Messi atau Ronaldo.

Kebiasaan memiliki tokoh idola adalah lumrah dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang memilih tokoh idola, karena tokoh tersebut sesuai dengan karakternya atau sesuai dengan harapan dan cita-citanya. Seseorang yang bercita-cita jadi penyanyi akan mengidolakan penyanyi sebagai tokoh pujaanya. Begitu juga yang bercita-cita menjadi atlet, tokoh politik, negarawan, dan seterusnya. Akan memiliki tokoh idola sesuai fantasi masing-masing.

Dalam lingkungan keluarga biasanya yang jadi contoh dan panutan terdekat adalah ayah atau ibu. Dalam keluarga, anak-anak biasanya akan mencontoh kebiasaan atau prilaku ayah dan ibunya. Jika ayah dan ibunya pemarah dan suka berkata kasar, maka anak-anaknya cendrung juga bersikap demikian. Sebaliknya jika kedua orang tua mereka bersikap baik, lembut tutur bahasanya, rajin ke mesjid, maka anak-anak mereka juga cendrung bersikap demikian. Tokoh terdekat selanjutnya yang menjadi panutan adalah, kakak, paman atau bibi serta guru di sekolah. Tergantung dengan siapa mereka lebih banyak dan intens berinteraksi.

Tokoh-tokoh tersebut biasanya diistilahkan sebagai model. Model adalah contoh atau panutan yang biasanya akan diikuti dan ditiru. Jika kita ingin membuat baju misalnya, maka kita butuh model, contoh atau patron sebagai acuan untuk mempermudah membuat baju tersebut. Jika sudah didapat model yang sesuai, maka tinggal meniru dan mengikuti model tersebut.

Allah SWT paham betul dengan kebiasaan manusia tersebut. Karena itu Allah menurunkan Nabi dan Rasul untuk dijadikan contoh, panutan atau model bagi manusia. Banyak sekali sikap dan prilaku nabi yang bisa dijadikan contoh bagi manusia. Mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW banyak sekali contoh dan pelajaran yang bisa kita petik.

Khusus Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan terlengkap yang paling tepat untuk dijadikan contoh. Dalam Al Quran surat 33 ayat 21 dijelaskan ; “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang bagimu bagimu yaitu bagi orangyang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Nabih Muhammad SAW adalah uswatun hasanah (suri tauladan yang baik), contoh paling tepat bagi manusia. Kehidupan beliau sehari-hari, baik dalam keluarga, dalam bermasyarakat maupun sebagai pemimpin, semuanya merupakan contoh yang terbaik bagi manusia. Muhammad adalah model terbaik yang pernah ada. Beliau disegani baik oleh kawan maupun lawan, apalagi dalam keluarga sendiri.

Tentu saja menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai model jauh lebih baik dibandingkan menjadikan Michael Jackson atau tokoh lainnya. Karena biasanya, meski banyak sisi baik dari para tokoh tersebut, namun juga tak kurang banyaknya sisi buruk dan sisi gelap dari para tokoh tersebut. Silahkan tunjuk saja tokoh-tokoh yang pernah kita idolakan, pasti banyak juga sisi gelapnya, disamping sisi baiknya.

Karena itu mari kita jadikan momentun maulid Nabi Muhammad SAW sebagai peringatan untuk kembali mempelajari dan mendalami kembali sifat-sifat dan karakter beliau untuk dijadikan contoh dan model untuk kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika hal itu kita lakukan, Insya Allah kita akan selamat dan nyaman hidup di dunia hingga di akhirat kelak. Amin...(Irwan Prayitno)