Silek Tradisi Masuk Sekolah, Upaya Pemprov Sumbar Bentuk Generasi Berkarakter Lewat Budaya 

Silek Tradisi Masuk Sekolah, Upaya Pemprov Sumbar Bentuk Generasi Berkarakter Lewat Budaya 

Berita Utama Havina Mirsya \'afra, S. Sos.(DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK) 22 Mei 2025 20:41:02 WIB


PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat resmi menerapkan silek tradisi Minangkabau sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di tingkat SMA/SMK se-Sumbar. Kebijakan ini dimulai atas instruksi Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy, dan disambut hangat oleh pelaku serta pelestari budaya lokal.

Program tersebut dinilai sebagai langkah konkret melestarikan warisan budaya sekaligus membangun karakter generasi muda. Salah satu pelestari silek tradisi, Sepdi Hidayatullah, mengaku terharu atas perhatian pemerintah terhadap nilai-nilai lokal yang selama ini diperjuangkannya.

“Alhamdulillah, tahun ini silek tradisi mendapat kebahagiaan luar biasa karena Pak Wagub membuat program ini masuk sekolah. Ini cita-cita lama para guru dan pendahulu kami,” ungkap Sepdi saat ditemui di SMA Negeri 1 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.

Sepdi yang sejak 2018 aktif mengembangkan silek di institusi pendidikan mengatakan, program ini membawa dampak besar terhadap pelestarian budaya. Ia menyaksikan langsung antusiasme siswa-siswi dalam latihan rutin yang kini difasilitasi langsung sekolah.

Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy, menegaskan bahwa silek tradisi bukan sekadar seni bela diri, tetapi sarat nilai spiritual dan sosial yang bermanfaat bagi pembentukan karakter remaja.

“Silek itu bukan cuma gerak tubuh. Ia adalah laku ibadah. Setiap langkah dimulai dengan niat, setiap gerakan dituntun oleh adab. Kalau ini hidup dalam diri generasi muda, tawuran dan kekerasan akan hilang dari nagari kita,” kata Vasko.

Penerapan program ini diharapkan mampu membangun generasi yang kuat secara fisik, sehat secara batin, serta santun dalam bersikap. Pemerintah juga menilai ini sebagai bentuk revitalisasi nilai-nilai Minangkabau yang mulai terpinggirkan.

Selain memperkuat identitas budaya lokal, silek juga diyakini dapat menjadi pendekatan baru dalam pendidikan karakter di sekolah. Model pembelajaran berbasis budaya lokal ini dirancang agar tidak mengganggu jam pelajaran utama.

Kebijakan ini akan diterapkan bertahap dan disesuaikan dengan kesiapan masing-masing sekolah. Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar bersama pelatih silek di berbagai daerah akan bekerja sama agar program berjalan maksimal.

Pemprov Sumbar berharap, program silek tradisi ini bukan hanya menjadi kegiatan sekolah, tapi juga gerakan budaya yang tumbuh di tengah masyarakat. (*/hm/Diskominfotik Sumbar)