Kualitas Layanan Samsat Bukittinggi Dipertanyakan

Berita Utama () 02 Maret 2015 08:09:22 WIB


KBRN, Bukittinggi : Kualitas layanan kantor Samsat di Kota Bukittinggi dikeluhkan wajib pajak. Peralatan Kiosk Samsat sistim digital yang merupakan alat untuk mengetahui informasi pajak kendaraan bermotor kerap tidak menyala, sehingga warga wajib pajak tidak dapat mengetahui jumlah pungutan resmi pajak yang mesti dibayar. 

Salah seorang pengguna media sosial, Rifki Syaiful, melampiaskan kekecewaanya terhadap mesin kiosk samsat ini di halaman Facebook miliknya.  Rifki Syaiful, yang juga dikenal sebagai mantan Wali Nagari Ampang Gadang Kabupaten Agam ini kecewa karena gagal menggunakan mesin Kiosk Samsat. 

Saat ditanya, petugas memiliki berbagai alasan sehingga mesin tidak dinyalakan, diantaranya petugas menyebut mesin kehabisan baterai sehingga harus diisi ulang, padahal mesin ini menggunakan listrik. Petugas lain menyebut sinyal dari kantor pusat tidak mendukung sehingga mesin tidak dinyalakan. 

Rifki Syaiful menduga petugas sengaja tidak menyalakan mesin, agar modus praktek pungutan liar tidak diketahui oleh para wajib pajak. 
 
Salah seorang petugas kantor samsat Bukittinggi, Loli yang bertugas untuk melayani mesin kiosk samsat juga tampak kebingungan saat akan mengoperasikannya. Beberapa kali petugas ini gagal melakukan input data dan mencoba mengutak atik kabel yang ada di belakang mesin. 

Begitu berhasil dioperasikan, petugas mencoba menginput data barulah jumlah pajak resmi yang harus dibayar pun tertera, namun jumlah resmi ini belum mencakup jumlah yang harus dibayar di kasir, karena masih ada penambahan pajak lainnya yang belum dihitung. 

Petugas Kiosk Samsat Bukittinggi Loli menyebutkan, perbedaan pengenaan pajak lain diantaranya karena perubahan nilai jual dan pengenaan pajak progresif. 

“Bagi warga yang akan membayar pajak, nantinya setelah melewati beberapa meja administrasi pajak yang harus dibayarkan di kasir akan berbeda dengan yang tertera di Kiosk Samsat, sementara jarangnya warga yang menggunakan alat Kiosk Samsat, membuat penggunannya pun belum efektif,” tukasnya. 

Sementara itu Kepala Seksi Penagihan dan Penerimaan Kantor Samsat Bukittinggi, Dedi Hendri mengatakan, alat Kiosk Samsat kadang tidak menyala karena petugas lupa menyalakan, sistem operasi windows pun suka bermasalah.

“Masalahnya kita lampu sering mati, kadang 2 atau 3 kali sehari, kebetulan lampu mati mungkin petugas kita lupa menyalakan, kadang-kadang windows nya ada masalah, ini kan sistim komputer biasa, perbedaan yang tertera dengan yang harus dibayar karena ada perubahan-perubahan pokok pajak, perbedaannya mungkin kan setiap tahun ada pengurangan pajak, misal nilai jual berkurang dari 7 juta menjadi 6 juta,” jelasnya. 

Sementara pengurangan pajak yang disebutkan tidak dirasakan oleh warga wajib pajak, jumlah pajak yang harus dibayarkan di kasir bukannya berkurang, tapi malah bertambah melebihi jumlah pajak yang tertera di STNKB, tanpa kwitansi, dan rincian yang jelas atas tentang tambahan uang yang dibayarkan. 

Menurut Dedi Hendri, alat Kiosk Samsat seperti ini hanya ada dua unit di Sumatera Barat, satu di Bukittinggi dan lainnya di kantor Samsat Padang. 

“Khusus di Bukittinggi, Kiosk Samsat tersedia sejak tiga bulan yang lalu, merupakan program dari Dinas Pengelolaan dan Keuangan Daerah (DPKAD) Propinsi Sumatera Barat, untuk memperoleh informasi jumlah tagihan pajak kendaraan bermotor,” sambungnya. 

Warga wajib pajak berharap agar petugas di kantor samsat dapat memberikan pelayanan yang maskimal, dan transparan, sehingga tidak ada lagi pungutan liar yang membebani masyarakat. Jangan sampai pelayanan petugas yang tidak maksimal membuat kesadaran membayar pajak justru hilang di kantor pelayanan publik ini.