Pemprov Diminta Optimal Kelola Keuangan Daerah

Berita Utama () 16 Juni 2015 02:23:11 WIB


PADANG — De­wan Perwakilan Rakyat Dae­rah (DPRD) Sumbar mengi­ngatkan Pemprov agar meng­op­timalkan pengelolaan ke­uangan daerah di APBD 2015 sekarang. Pasalnya, dalam realisasi pencapaian program APBD 2014 lalu, DPRD meni­lai, masih banyak capaian yang yang tak memenuhi target.  Selain itu terdapat Sisa Lebih Penggunaan Ang­garan (SIL­PA)  mencapai Rp218 miliar, atau naik tiga kali lipat dari yang dipre­diksikan semula, yakni hanya Rp55,13 miliar.

Semua hal tadi terung­kap ketika paripurna peneta­pan Peraturan Daerah (Per­da) Pertanggung­jawa­ban Pelak­sanaan APBD Sumbar Tahun 2014 yang berlang­sung, Ju­mat (12/6) malam lalu. Dari pen­jelasan Tim Badan Ang­garan (Banggar) DPRD Sum­bar yang disam­paikan oleh Plt Sekwan DPRD Sumbar,  Raf­lis dise­but, hal yang meng­akibatkan terjadi pelam­bung­an SILPA adalah karena ter­dapat sisa alokasi belanja yang tidak dicairkan senilai Rp169,87 miliar lebih. Selain itu terda­pat kelebihan pene­rimaan dari pedapatan dae­rah Rp113,5 miliar lebih.

Tak hanya itu penca­paian belanja daerah dinilai juga belum optimal, yaitunya ha­nya mencapai 95,35 per­sen atau RP3,48 triliun le­bih. Kon­­­di­si ini membuat terdapat sisa be­lanja sebesar Rp169,8 miliar lebih.

“Capaian yang cukup baik terdapat pada pos pen­dapatan daerah, yakninya tercapai 103,22 persen de­ngan nilai Rp3,63 triliun lebih. Namun begitu, Tim Banggar menilai, meski me­lam­paui target masih terdapat potensi penerimaan yang belum mam­pu mem­berikan kontribusi optimal,” papar Raflis.

Di antaranya, lanjut Raflis lagi,  bisa dilihat dari Penda­patan Asli Daerah (PAD) yang ber­sumber dari penge­lolaan kekayaan daerah yang dipisah­kan. Dalam hal ini beberapa BUMD di Sumbar dinilai tak mampu memberi kontribusi terhadap PAD. Kondisi ini terus berulang setiap tahunnya.

Demikian juga untuk be­lan­ja daerah. Meskipun rata-rata realisasi sudah cukup tinggi, yaitu 95,35 persen akan tetapi masih terdapat pengelolaan belanja tak op­timal. Diantaranya, belanja bantuan hibah keuangan kabupaten/kota serta alokasi belanja pegawai yang cukup besar, sehingga menyisakan silpa cukup besar pula Rp29, 78 miliar lebih.

“Sedangkan belanja lang­sung, juga terdapat persoalan yang terulang setiap ta­hun­nya. Di antaranya ada bebe­rapa kegiatan tidak ter­lak­sana karena tak ada ang­garan pendamping,” ucap Sekwan.

Target lain yang juga be­lum sempurna, yakni pen­capaian pertumbuhan eko­nomi hanya 5,85 persen dari yang direncanakan 6,42 per­sen. Lalu, tingkat peng­ang­guran yang direncanakan 5,5 persen, baru tercapai 6,5 per­sen. Sedangkan rata-rata usia lama sekolah, direncakan 71,12 tahun, tercapai 8,71 tahun. Umur harapan hidup  yang direncanakan 71,12 tahun, baru tercapai 70,01 tahun.

Sekaitan dengan Banggar serta fraksi-fraksi di DPRD Sumbar juga menilai realisasi belanja daerah 2014 juga belum dapat mewujudkan beberapa target utama ekono­mi makro daerah 2014 dan juga target RPJMD Sumbar 2010-2015.  “Pengelolaan keuangan dae­rah cukup baik, tapi reali­sasi belanja daerah tak men­jang­kau target pertumbauhan e­konomi makro,” ujar Saidal Masfiyuddin saat mem­baca­kan pandangan akhir fraksi Golkar. (sumber : haluan)