PEMPROV SUMBAR GELAR RAPAT EVALUASI BENCANA

PEMPROV SUMBAR GELAR RAPAT EVALUASI BENCANA

Berita Utama Bagian Pemberitaan Biro Humas(Biro Humas Sekretariat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat) 03 Maret 2016 20:16:48 WIB


Pasca terjadinya bencana gempa bumi di Sumatera Barat pada hari Selasa malam 02 Maret 2016, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat langsung melaksanakan rapat evaluasi pasca bencana gempa di Istana Gubernuran pada hari rabu 03 Maret 2016. Rapat yang dipimpin oleh Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit ini dihadiri langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dan Sekretaris Utama BNPB Dody Ruswandi. Rapat ini melibatkan Forkopimda Sumatera Barat, Bupati/Walikota se-Sumatera Barat, BPDB Provinsi dan BPBD Kabupaten/Koata se-Sumatera Barat, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, SAR Kota Padang, dan SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Kedatangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan Instruksi langsung Presiden Republik Indonesia.

Willem Rampangilei mengatakan, “Pada saat mendengar bencana gempa di Mentawai, Presiden Jokowidodo langsung menginstruksikan saya untuk langsung turun ke lapangan, dan segera melakukan assesment dan segera lakukan tindakan yang diperlukan”.

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan gambaran mengenai  terjadinya gempa malam hari kemarin. “gempa terjadi pada 02-03-2016 pukul19:49:41 WIB, Magnitudo 8,3 SR, Lokasi682 km BaratDaya KEP-MENTAWAI-SUMBAR, Kedalaman10 Km. Gempa susulan terjadi pukul 23:08:37 WIB, Magnitudo 5,2Lokasi440 km BaratDaya KEP-MENTAWAI-SUMBARKedalaman198 Kmdan pada 03-03-2016 pukul 07:10:52 WIB, Magnitudo 5,8, Lokasi 598 km Barat Daya Kepulauan Mentawai, Kedalaman 10 km. Data dari BMKG”.

Kesimpulan laporan bencana gempa mentawai adalah berdasarkan  Pantauan Perubahan muka air laut akibat gempa bumi oleh Lembaga-lembaga Nasional dan Internasional menunjukkan bahwa gempa tidak menyebabkan tsunami atau hanya menyebabkan tsunami dalam skala kecil sehingga Peringatan Dini Tsunami di batalkan. Belum ada laporan kerusakan yang diakibatkan gempa tersebut, Korban jiwa NIHIL.Gempa-gempa yang terjadi bersal dari patahan/sesar sesar mendatar (Strike-slip Faulting) pada litosfer Samudera Hindia, Lempeng Indo-Australia.Berdasarkan sejarah gempa dan tsunami di wilayah sekitar pulau Sumatera dan Samudera Hindia dapat diambil kesimpulan bahwa Gempa-gempa di kawasan Mega Thrust perlu menjadi perhatian besar sebagai Sumber gempa pembangkit tsunami.Meskipun Gempa-gempa dari Sesar Mendatar (Strike-slip Fault) pada sistem patahan Samudera Hindia cenderung tidak membangkitkan tsunami atau hanya menyebabkan tsunami dalam skala sangat kecil, Peningkatan Kesiapsiagaan tetap diperlukan. Kemungkinan Suatu gempa besar dapat memicu gempa lain di kawasan berdekatan perlu diwaspadai.Perlu Mitigasi lebih lanjut melalui edukasi kepada masyarakat tentang evakuasi mandiri dan cara aman dalam melakukan evakuasi serta koordinasi Lintas sektor/lembaga/instansi, ucap Nasrul Abit.

Kepala BNPB mengatakan, “saat ini penanganan resiko bencana masuk ke dalam RPJMD 2015, da nada 136 Kabupaten/Kota yang masuk kedalam prioritas. Salah satunya adalah Provinsi Sumatera Barat, dimana memiliki kriteria daerah yang memiliki ekonomi tinggi tetapi rawan terhadap bencana”.

Hasil dari kesimpulan rapat evaluasi ini adalah perlu adanya komunikasi dan koordinasi dalam menanggulangi bencana, lalu perlu adanya pemeliharaan secara periodick untuk peralatan early warning, lalu harus ada solusi mengenai penggunaan bahan bakar pengganti listrik ketika terjadi peringatan bencana karna PLN otomatis akan mematikan listrik dan itu merupakan SOP PLN, lalu harus ada lembaga jelas dalam memberikan alaaram peringatan terjadinya bencana, Memaksimalkan peran BMKG dalam early warning karna earli warning menyangkut keselamatan orang banyak, Memanfaatkan penggunaan Shelter, memperjelas petunjuk jalur evakuasi dan membuat jalan jaluran evakuasi yang memadai, meminta peran serta dunia usaha dalam mengantisipasi terjadinya bencana, dan perlunya kerjasama serta sosialisasi kepaa masyarakat tentang penanggulangan bencana, ucap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei.

Willem Rampangilei menekankan “early warning sangatlah penting menyangkut keselamatan manusia, untuk itu perlu pemeliharaan peralatan, berapa kebutuhan peralatan early waning di setiap daerah, menjamin berfungsinya semua peralatan, dan ditetapkam SOP untuk pemberian early warning

Terakhir Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan bahwa kita harus mengambil hikmah dan pembelajaran dari bencana yang terjadi karna tidak ada korban, apa yang jadi kekurangan dan kelemahan kita harus kita benahi”.