Pertemuan Bapedalda dengan Warga Bukittinggi dalam Upaya Pemulihan Sungai Batang Agam

Lingkungan CITRA APRO AMOR, S.Si(Dinas Lingkungan Hidup) 17 Maret 2016 12:52:36 WIB


Hasil pemantauan sungai batang agam dalam beberapa tahun belakangan menunjukkan kualitas Sungai Batang Agam terus mengalami penurunan karena kebiasaan masyarakat membuang sampahnya baik sampah rumah tangga maupun sampah industri dan rumah sakit ke aliran sungai Batang Agam. Oleh karena itu Bapedalda Provinsi Sumatera Barat merasa perlu kiranya melakukan pemulihan kondisi Batang Agam, salah satunya dengan memberdayakan masyarakat untuk menjaga dan memulihkan kondisi Batang Agam. Untuk itu Bapedalda Prov Sumbar melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat di Kota Bukittinggi. Pertemuan dilakukan di Kantor Kelurahan Puhun Tembok dan Kelurahan Aur Tajungkang Tangah Sawah, yang dihadiri oleh Lurah, pemuka masyarakat, kader posyandu, Ketua RT/RW, kader lingkungan dan tokoh pemuda setempat. Kabid Wasdal, Bapedalda Provinsi Sumatera Barat (Ibu Siti Aisyah) menyampaikan bahwa pemulihan Sungai Batang Agam harus segera dilakukan mengingat kondisi kualitas Batang Agam yang terus menurun.Kedua lokasi di atas direncanakan dijadikan titik lokasi klaster pemulihan Sungai Batang Agam segmen Kota Bukittinggi.

       Pada tahun 2016 ini pemulihan difokuskan pada kegiatan pengelolaan sampah domestik disempadan Sungai Batang Agam, yang berlokasi  di Kelurahan ATTS dan Puhun Tembok. Kegiatan pengelolaan sampah domestik dilakukan dengan membentuk 1 (satu) klaster bank sampah untuk sampah ekonomis dan penggunaan solar biodigester untuk sampah organik. Terkait dengan bank sampah, sebelumnya harus dibentuk kepengurusan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan bank sampah. Struktur kepengurusan bank sampah ini diserahkan penyusunannya kepada RT/RW yang bersedia melakukannya. Untuk solar biodigester akan disediakan sebanyak  35 unit dari anggaran Bapedalda, dan sisanya sebanyak 15 unit diharapkan dari DAK LH Bukittinggi dan bantuan CSR perusahaan. Dalam kegiatan ini, klaster akan didampingi oleh LSM selama 3 bulan, dan selanjutnya diharapkan klaster sudah bisa melakukan kegiatan secara mandiri. Mekanisme pelaksanaan kegiatan klaster akan dibicarakan pada pertemuan selanjutnya

       Dari pertemuan tersebut terlihat bahwa masyarakat dikedua kelurahan tersebut sangat antusias untuk berpartisipasi pada kegiatan ini, dan lokasinya disepakati di RT 4 RW 3 untuk kelurahan ATTS dan di RT 03 RW 5 untuk kelurahan Puhun Tembok, dan tidak tertutup kemungkinan RT/RW lainnya ikut bergabung. Dari tinjauan lapangan yang dilakukan Bapedalda Provinsi Sumatera Barat, di kelurahan ATTS sudah ada becak motor yang sebelumnya digunakan warga untuk mengangkut sampah dan diharapkan bisa digunakan untuk operasional bank sampah nantinya. Sebagian besar pekarangan rumah warga cukup luas, sehingga cocok untuk penempatan solar biodigester. Sedangkan berdasarkan tinjauan lapangan di kelurahan Puhun Tembok diketahui bahwa sudah ada upaya warga dalam pengelolaan sampah melalui goro bersama disempadan sungai Batang Agam dan kegiatan ibu-ibu kader lingkungan yang mengolah produk daur ulang menjadi taplak meja, namun kendalanya adalah kurangnya promosi.