KULIT BUAH KAKAO UNTUK PAKAN TERNAK

KULIT BUAH KAKAO UNTUK PAKAN TERNAK

Peternakan YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 17 November 2016 11:04:24 WIB


Kulit kakao adalah salah satu limbah industri yang dihasilkan oleh tanaman kakau. Tanaman kakao yang dalam bahasa latin disebut dengan Theobroma cacao L, buah kakao terdiri atas kulit buah (75,65%), biji (21,74%), dan plasenta (2,59%).

Kulit buah kakao segar memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik sebagai bahan pakan ternak, yakni bahan keringnya mencapai 88%, sementara protein kasarnya sekitar 8%. Namun sebagai bahan pakan ternak, kulit buah kakao memiliki kelemahan terutama bila diberikan sebagai pakan tunggal, yakni dengan adanya zat theobromine pada kulit buah kakao. Theobromine merupakan senyawa alkaloid yang pada batas tertentu dapat meracuni ternak. Zat ini diduga dapat menghambat pertumbuhan mikroba rumen, sehingga dapat menurunkan kemampuan ternak di dalam mencerna dan memanfaatkan nutrisi yang dikonsumsi.

Kendatipun kulit buah kakao dapat diberikan kepada ternak dalam keadaan segar setelah dilakukan pencacahan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kulit buah kakao sebaiknya difermentasi terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak. Proses fermentasi kulit buah kakao memberikan beberapa manfaat, terutama: 

  1. Meningkatkan daya cerna dan kesukaan ternak (palatabilitas) terhadap pakan tersebut; 
  2. Meningkatkan kandungan protein dan serat kasar; 
  3. Menekan efek racun zat theobromine; dan 
  4. Menurunkan kandungan zat tannin, zat yang dapat menghambat pencernaan.

PROSES FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO

Untuk melakukan fermentasi kulit buah kakao kita memerlukan bahan-bahan sebagai berikut: 

  1. Kulit buah kakao segar dengan kadar air sekitar 85%; 
  2. Pupuk urea sebanyak 6 kg untuk setiap 1 ton kulit buah kakao; dan 
  3. Probiotik starbio sebanyak 3 kg untuk setiap 1 ton kulit buah kakao. Kita juga memerlukan terpal untuk menyimpan sementara kulit buah kakao yang telah dicampur dengan bahan-bahan lainnya tersebut.

Probiotik starbio adalah koloni bibit mikroba (berasal dari lambung sapi) yang dikemas dalam campuran tanah dan akar rumput serta daun-daun atau ranting-ranting yang dibusukkan. Pada koloni tersebutt terdapat beberapa mikroba yang memiliki fungsi khusus, misalnya Cellulomonasclostridium  thermocellulosa (pencerna lemak), Agaricus dan coprinus (pencerna lignin), serta Klebssiella dan Azozpirillum trasiliensis (pencerna protein). Probiotik starbio merupakan probiotik an-aerob penghasil enzim pemecah karbohidrat (selulosa, hemiselulosa, lignin), protein dan lemak.

Setelah semua bahan dan alat tersedia, cacah kulit buah kakao dengan ukuran 3-5 cm menggunakan parang atau alat pencacah khusus. Hamparkan terpal plastik dan keringkan kulit buah kakao yang telah dicacah tersebut di atasnya dengan penyinaran matahari selama 6 jam atau sampai kadar airnya mencapai 70%. Selanjutnya campurkan probiotik starbio dan urea ke dalam cacahan kulit buah kakao yang telah dikeringkan tersebut. Selimuti cacahan kulit buah kakao tersebut dengan terpal plastik kemudian ikat erat. Biarkan proses fermentasi berjalan selama kurang lebih dua minggu.

Setelah dua minggu, buka ikatan terpal plastik dan biarkan kulit buah kakao yang telah difermentasi menjadi kering terkena angin.

Proses fermentasi yang berhasil memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:

  • permukaan irisan kulit buah kakao berwarna kecoklatan atau kehitaman
  • berbau manis seperti bau tape. Fermentasi dianggap gagal bila hasil fermentasi berbau amis atau busuk, kulit buah kakao berlendir, dan terdapat bintik kuning atau oranye pada permukaan kulit buah kakao.

Bila hasil fermentasi kulit buah kakao telah cukup kering, selanjutnya giling menggunakan mesin penggiling tepung. Dengan demikian kulit buah kakao yang telah difermentasi siap untuk diberikan kepada ternak.

Pemberian Fermentasi Kulit Buah Kakao Kepada Ternak

Berikan kulit buah kakao yang telah difermentasi kepada ternak dengan cara mencampurnya dengan air dan konsentrat. Selain itu, sebaiknya ternak tetap juga diberi pakan hijauan seperti rumput atau leguminosa.

Untuk sapi dan kambing, takaran pemberian kulit buah kakao hasil fermentasi adalah sebanyak 2-3 kg/ekor per hari. Bila diberikan untuk ternak ayam, tepung kulit buah kakao hasil fermentasi bisa diberikan sebanyak 22% dari ransum yang diberikan.

Dengan cara fementasi, nilai gizi tambah kulit buat kakao bisa ditingkatkan, sehingga memenuhi pakan kosentrat pada kambing, domba dan sapi. Salah satu fermentor yang dapat digunakan adalah starbio ternak atau Aspergilus niger, dengan fermentasi manfaat yang diperoleh antara lain:

  • Nilai protein dari kulit buah kakao akan meningkat
  • Menurunkan kandungan serat kasar
  • Menurunkan kandungan tenin (zat yang menghambat pencernaan)

PENGOLAHAAN LIMBAH KULIT KAKAO TANPA FERMENTASI

Kumpulkan limbah kulit kakao dari hasil panen, kemudian dicingcang. Selanjutnya dijemur pada sinar matahari sampai kering, yang dapat kita lihat dengan cara mudah unuk dipatahkan atau mudah hancur ketika diremas. Setelah kering ditumbuk dengan menggunakan lesung, atau alat penumbuk lainnya, dan kemudian dilakukan pengayakan.

Untuk meningkatkan nilai gizi pakan ternak, maka tepung kulit buah kakao dapat dicampur dengan bekatul dan jagung giling, masing 15%, 35%, dan 30%, yang artinya bahwa ransum tersebut tediri atas 15% tepung kulit buah kakao, 35% bekatul, dan 30% jagung giling.

Cara Penggunaan Kulit Buah Kakao Pada Ternak

  • Pada awal pemberian, biasanya ternak tidak langsung memakannya. Karena itu, berikanlah pada saat ternak lapar dan bila perlu diambah sedikit garam, atau gula untuk merangsang nafsu makan.
  • Tepung hasil fermentasi bisa langsung diberikan pada ternak, atau disimpan, agar lebih awet dan penyimpanan harus dalam bentuk wadah kering dan bersih.

www.academia.edu/8496966/fermentasi_kulit_buah_kakao_sebagai_pakan_ternak