BPBD Sumbar Perkuat Kemampuan Tenaga Jitu Pasna

Berita Utama EKO KURNIAWAN, S.Kom(Diskominfo) 30 November 2018 10:38:19 WIB


Padang, InfoPublik - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat memperkuat kemampuan tenaga hitung/kaji cepat, pengkajian kebutuhan pascabencana (Jitu-Pasna) agar bisa mendukung percepatan pangajuan usulan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi ke pusat.

Terkait hal itu, Wakil Gubernur Sumbar H. Nasrul Abit mengatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tidak bisa mengandalkan anggaran daerah yang terbatas.

"Dibutuhkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar proses itu bisa berjalan secara maksimal," katanya di Padang, Kamis (22/11/2018).

Namun lanjutnya, untuk mengusulkan bantuan ke pusat, ada syarat yang harus dipenuhi salah satunya penghitungan atau pengkajian kebutuhan pascabencana.

Penghitungan yang cepat dan tepat akan sangat membantu percepatan proses itu, karenanya tenaga Jitu Pasna itu harus ditingkatkan kemampuannya. "Kita apresiasi BPBD yang berinisiatif menggelar pelatihan ini," kata Wagub.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Sumbar E. Rahman menjelaskan, tanpa penghitungan kebutuhan pascabencana yang tepat dan cepat, proses rehabilitasi dan rekonstruksi bisa terkendala. "Karena itu tenaga ini sangat dibutuhkan," ujarnya.

Pelatihan untuk tenaga Jitu Pasna ini berlangsung selama tiga hari, mulai 21 - 24 November 2018. "Pelatihan yang fokus meningkatkan kemampuan tenaga Jitu Pasna baru pertama kali dilakukan. Sebelumnya tidak pernah ada pelatihan khusus, padahal sangat dibutuhkan," jelasnya.

Ia menambahkan, kebutuhan atas tenaga Jitu Pasna tidak hanya di BPBD provinsi dan kabupaten/kota tetapi juga untuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain.

"Semua pihak terkait harus memiliki kesamaan persepsi dalam hal penghitungan kebutuhan pascabencana tersebut," ungkapnya.

Diharapkan dengan tenaga Jitu Pasna yang memadai, proses 'recovery' setelah terjadinya bencana di Sumbar bisa dipercepat sehingga masyarakat yang menjadi korban tidak terlalu lama menderita.