Wagub Hadiri Acara Menaiki Rumah Gadang Istano Basa Pagaruyung

Berita Utama Sub Bag. Sarana dan Prasarana(Sub Bag. Sarana dan Prasarana) 28 Oktober 2013 19:05:39 WIB


Wakil Gubernur Muslim Kasim selaku Ketua Panitia Pembangunan Kembali Istano Basa Pagaruyung mengikuti acara Menaiki Rumah Gadang, Pati Ambalau Pengurus LKAAM dan Bundo Kanduang Tanah Datar di Pagaruyung, Minggu siang (27/10). Hadir dalam kesempatan tersebut, Bupati Shadiq Pasadigue, Ketua LKAAM Sumbar Sayuti Dt. Panghulu Basa, Kepala Kesbangpol Irvan Chairul Ananda, SE, Keturunan Kerajaan Pagaruyung Taufik Thaib, serta beberapa utusan dari Malaysia.

Dalam sambutan Muslim Kasim menyampaikan, hampir enam tahun kita tunggu penyelesaian pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung seperti saat ini. Masih teringat bagaimana awal tanda dimulainya pembangunan ini dengan prosesi acara Batagak Tonggak Tuo oleh Bapak Wapres RI Jusuf Kalla.

Pada mulanya bangunan ini direncanakan akan selesai 3 tahun, ternyata menjadi 5 tahun, karena keunikan bangunan dan bahan bangunan yang mendasar disebabkan bahan material, kayu dan ijuk yang dipasok dari hutan-hutan diberbagai lokasi Sumatera Barat.  Begitu juga pengadaan pengisisn interior benca-benda kuno bersejarah yang hampir semuanya ditelusuri dan direkrut dari barbagai kawasan yang ada di Nusantara ini bahkan ke Negara Tetangga, dikarenakan benda-benda aset ludes terbakar.

Mengingat peristiwa kebakaran yang sudah berulangkali, upaya yang telah dilakukan adalah, pertama merawat bangunan Istano Basa Pagaruyung ini dengan, membentuk Badan Pengelola khusus. Kedua Istano Basa Pagaruyung sudah di Asuransikan pada Asuransi Wahana Tata.

Ketiga bangunan Istano dilengkapi Fire Hyidran secara sentral dan setiap gonjong Istano sudah dipasang penangkal petir, ungkapnya.

Muslim Kasim juga menyampaikan, pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung telah menelan biaya lebih kurang Rp. 20 Miliar, dengan sumber dana dari, Klaim dana asuransi kebakaran 17 %, Sumbangan masyarakat 40 %, Sumbangan Bupati/Walikota se Sumbar 20 %, Dana APBD Sumbar 22.5 %.

Sementara bantuan material, semen yang digunakan 100 % dari PT Semen padang dan kayu bantuan dari Kementrian Kehutanan Republik Indonesia.

Kita patur bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan masyarakat yang telah ikut memberikan dorongan dan sumbangan materi maupun non materi. sehingga kebanggaan simbol masyarakat Minangkabau ini dapat kembali utuh berdiri megah.

Hari ini dengan bangga dan senang, kita secara resmi melakukan acara menaiki rumah gadang Istano Basa Pagaruyung, yang bertepatan juga dengan dikukuhkannya LKAAM dan Lembaga Bundo Kanduang Kabupaten Tanah Datar.

Peranan Istano Basa Pagaruyung sebagai pusat tempat tinggal keluarga kerajaan Minangkabau akan dapat difungsikan di Tanah Datar sebagai Luhak nan Tuo dan menjadi pedoman bagi luhak yang lainya pada alam Minangkabau ini. Kontruksi bangunannya yang berbeda dengan rumah tinggal masyarakat biasa, merupakan bukti nyata peranan adat dalam mempersatukan kepentingan, inspiratisi untuk menciptakan iklim dan kehidupan yang damai, adil dan harmonis dibawah suatu kepemimpinan rumah gadang.

Mudah-mudah dengan keberadaan Bangunan Istano Basa Pagaruyung ini, menjadi simbol dan semangat kita untuk melestarikan nilai-nilai sejarah, seni dan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat hari ini dan masa datang, harapnya.

Bupati Shadiq Pasadigue dalam sambutan menyampaikan, keberadaan Istano Basa Pagaruyung dapat menjadi inspirasi generasi masyarakat Minangkabau dimanapun berada yang digunakan sebagai salah satu objek wisata Sumatera Barat juga diharapkan menjadi pusat pengembangan dan pendidikan pelestarian adat, seni dan budaya di Sumatera Barat.

Kami atas nama Ketua Penanggungjawab Pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung, menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Sumatera Barat, karena Presiden dan Ibuk Ani Yudhoyono tidak melakukan penandatangan prasasti dilokasi Istano Basa Pagaruyung ini. 

Dimana sejak awal-awalnya dirancang akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia di Pagaruyung ini, tidak dapat terlaksana sebagai mestinya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibuk Ani hanya melakukan peninjau saja setelah melakukan peninjauan Kelok Sembilan dan baru melakukan penandatangan prasasti pada acara peringatan Hari Pangan Sedunia di Padang tanggal 31 Oktober besoknya. Hal ini karena kebijakan protokol kepresidenan RI, yang kurang peduli dengan aspirasi masyarakat Sumatera Barat, ungkapnya tegas. (
Humas Sumbar)