Menata Masa Depan

Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 04 April 2014 07:25:28 WIB


Dalam sebuah acara pelatihan motivasi bagi siswa SLTA semester terakhir di kota Payakumbuh baru-baru ini saya bertanya. Siapa yang ingin jadi orang sukses? Ternyata tak banyak yang berani mengacungkan tangan. Setelah saya mengulangi lagi pertanyataan yang sama, barulah satu per satu dengan ragu-ragu ada yang berani mengacungkan tangan.

Begitu juga ketika saya ajukan pertanyaan,”Siapa yang ingin melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia?” Mereka melirik kiri-kanan. Setelah melihat banyak kawan-kawannya mengacungkan tangan, barulah mereka ramai-ramai ikut mengacungkan tangan bersemangat.

Sejumlah fakta dan hasil penelitian membuktikan mereka yang berhasil merumuskan cita-citanya, apalagi telah merancang masa depannya sejak dini, umumnya berhasil pula dalam karirnya. Jika seseorang bercita-cita sejak dini menjadi dokter, apalagi diikuti dengan kerja keras untuk mencapainya, umumnya mereka akan berhasil. Begitu juga dengan cita-cita di bidang profesi lainnya.

Jika kita punya tujuan (cita-cita) ingin ke Bukittinggi misalnya, maka tujuan kita sudah jelas, tinggal memilih bagaimana caranya untuk sampai ke Bukittinggi. Tapi jika kita tidak punya tujuan yang hendak dicapai, tidak tentu arah, tentu sulit untuk mencapainya.

Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya suka sekali menulis nama saya sebagai Prof. Dr. Irwan Prayitno. Sejak SMA saya sangat mendambakan memperoleh gelar profesor. Tentu saja saya tak sekedar berkhayal tanpa usaha. Saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai impian tersebut dan berhasil merebut gelar juara umum di SMA dan lalu diterima melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia.

Alhamdulillah, mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan. Selanjutnya saya berhasil menyelesaikan pendidikan doktoral bidang SDM di Malaysia dan berhak menyandang gelar Profesor setelah memenuhi sejumlah persyaratan yang dibutuhkan.

Tidak ada sebuah kesuksesan yang bisa diperoleh tanpa disengaja. Tak ada orang sukses yang diperoleh secara cuma-cuma (gratis), tanpa dirancang dengan baik dan diperjuangkan secara serius. Jika ia seorang dokter yang sukses dan berprestasi, maka keberhasilan itu sudah ia perjuangkan sejak duduk dibangku SMA sehingga ia lolos ke fakultas kedokteran, lalu kuliah dengan serius dan kerja keras, merintis karir sebagai dokter. Jika prestasinya menonjol, barulah ia menjelma menjadi dokter yang sukses. Kisah sukses sebagai profesional di bidang lain apapun, juga karir di bidang apapun juga demikian.

Masa depan seseorang ditentukan sejak dini, makin cepat ia merancang masa depannya, makin baik dan makin besar peluangnya untuk menjadi orang sukses. Kesuksesan seseorang dalam karirnya tergantung pada kesungguhan dan kerja keras yang ia lakukan. Masa pendidikan SLTA, lebih baik lagi pada tingkat SLTP, adalah masa-masa penentuan sikap dan saat merancang masa depan.

Man jadda wa jada, begitu pepatah Arab mengatakan. Siapa yang sungguh-sungguh pasti berhasil. Tidak perlu malu bercita-cita setinggi langit, tidak ada yang tidak mungkin bisa diperloleh jika dilakukan dengan bersunguh-sungguh. Kunci terakhir sesudah bekerja keras tentu saja yang paling penting adalah berdoa. Ikhtiar dan doa adalah pasangan yang tak bisa dipisahkan.

Selamat mengikuti Ujian Nasional (UN) anak-anakku yang duduk di bangku kelas 3 SLTA. Bekerja keras dan bersungguh-sungguhlah untuk mencapai hasil yang terbaik. Rancanglah masa depan kalian dari sekarang, jangan ragu dan malu untuk bercita-cita setinggi-tingginya. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang sukses, dunia dan akhirat. Amin (Irwan Prayitno)