Bonus Demografi

Berita Utama () 16 September 2014 03:36:35 WIB


Padang----Sejak tahun 2012 lalu, negara kita sudah masuk kedalam era bonus demografi, dan itu akan berlangsung sampai pada tahun 2035 mendatang. Namun masih banyak yang belum tau apa itu bonus demografi.

Bonus Demografi adalah dimana suatu negara yang jumlah penduduknya didominasi oleh usia produktif (15-64) tahun dibandingkan usia yang belum produktif atau tidak produktif lagi.

"Bonus demografi adalah sebuah peluang positif dan sangat bermanfaat, namun peluang bisa menjadi ancaman apabila tidak dapat mengelolanya dengan baik" kata Menkominfo RI Tifatul Sembiring.

Bisa dikatakan bermanfaat dan suatu berkah karena jumlah penduduk usia produktif akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun bisa menjadi bumerang bagi negara ketika negara tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan dalam angka yang sangat banyak tersebut.

Tifatul juga menambahkan Korea dan Jepang adalah dua contoh negara yang patut dicontoh dalam bonus demografi. bahkan Korea sekarang dikenal diseluruh dunia dalam berbagai bidang, seperti dibidang automotif dan paling terkenal saat ini adalah dalam dunia perfilman dan musik.

"Kita berharap sosialisasi bonus demografi yang dilakukan bisa memberikan pemahaman dan mendorong masyarakat, terutama kaum muda tentang peluang bonus demografi ini," kata Menkominfo RI tersebut.

Pada kesempatan yang sama Kepala BKKBN Fasli Jalal menyampaikan tahapan bonus demografi umumya didahului dengan transisi demografi, yang ditandai dengan menurunnya angka kelahiran. Pada tahun 2000 dapat digambarkan 2 (dua) orang bekerja menanggung 1 (satu) orang dan diperkiran pada tahun 2028-2031 lebih dari dua (dua) orang bekerja menanggung 1 (satu) orang.

Untuk mendukung bonus demografi yang sebagai pelaku utamanya adalah para kaum muda (usia produktif), maka harus juga memperhatikan faktor-faktor pendukung.

"Kesehatan, kesehatan dan berbagai kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah negara dalam menjalankan bonus demografi" ungkap Fasli Jalal.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan sosialisasi juga harus dilakukan intensif kepada Kepala daerah se-Indonesia sebagai pemegang kebijakan, baik di Kabupaten/Kota.

"Kepala daerah memiliki peluang besar untuk membuat kebijakan agar bonus demografi itu benar-benar menjadi bonus," kata Irwan Prayitno pada acara Diskusi Publik dan Peluncuran buku peluang bonus Demografi Indonesia, pada Sabtu lalu (6/9) di Balai Sidang Bung Hatta, Bukittinggi dan diikuti oleh para pelajar, mahasiswa di bukittinggi serta LSM.  Acara ditandai dengan pemukulan gendang dan penyerahan buku yang berjudul "siapa mau bonus? peluang demografi indonesia" (HUMAS SUMBAR)