YURNITA DULU, RACUN TERBELI MAKAN BERGARAM

Artikel Pinto Janir(Pinto Janir) 23 September 2014 06:08:29 WIB


Pengetahuan soal hama dan solusi penanggulangannya diajari dalam SLPHT. Semua menggunakan akal dan pikiran serta tetumbuhan yang terdapat di sekitar kita.

 

“Ondeh, banyak bana manfaat mengikuti SLPHT ko Pak”, begitu kata Yurnita, petani Nagarigadang Sariklaweh ini. Yurnita, 46 tahun, ibu satu anak ini mengatakan bahwa sejak mengikuti Sekolah Lapangan PHT tahun 2009, pendapatannya dari hasil tani bertambah. Dulu, sebelum mengikuti SLPHT, hidupnya dari hari ke hari rumit ekonomi. “ Kok kadibali racun, jo apo lauk kadibali. Tapaso mangalah. Racun dibali, makan basamba garam”, katanya.

SLPHT memberikan banyak pengetahuan kepadanya. Manfaat nyata dan yang paling pertama ia rasakan adalah ketika ia tak lagi panik menghadapi hama dan penyakit tanaman yang hinggap di sawah ladangnya.

Pengetahuan soal hama dan solusi penanggulangannya diajari dalam SLPHT. Semua menggunakan akal dan pikiran serta tetumbuhan yang terdapat di sekitar kita. “ Kita tak perlu menggunakan racun pestisida hanya untuk mengatasi hama wereng. Banyak cara untuk mengatasi hama sejenis wereng atau tikus. Salah satu caranya adalah dengan membuatkan rumah tikus dengan bambu. Tikus masuk dalam perangkap. Atau membuat dan meramu obat untuk mengatasi hama wereng. Salah satu caranya dengan menggunakan keong emas dan tetumbuhan lain yang diolah. Kemudian kita diberi pengetahuan untuk menentukan varitas atau bibit unggul. Dengan SLPHT, panen kami berhasil, biaya produksi tanam berkurang, pendapatan bertambah naik. Alhamdulillah, hidup yang rumit tak tak lagi menimpa kami. Hanya saja, kerumitan kami adalah menghadapi kemarau yang panjang. Kami minta kepada pemerintah untuk membangun saluran irigasi. Bagaimanapun pintarnya kami mengatasi hama dan penyakit tanaman serta memilih bibit yang unggul, bila tanaman kering tak berair, nasib tanaman kami akan tetap juga nelangsa dan merana. Tapi, jika air cukup, maka kami yakin, kehidupan petani akan lebih membaik. Terimakasih PHT !” ucap Yunita dengan muka berbinar-binar. (Pinto Janir)