Pusat Pelatihan Kakao Hadir Di Lima Kaum

Berita Utama Biro Humas Sekretariat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat(Biro Humas Sekretariat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat) 21 Mei 2015 14:19:16 WIB


Tanah Datar, Komoditi perkebunan seperti kepala sawi, karet kopi dan kakao merupakan salah satu komoditi penting di sumatera barat, Komoditi ini memberi konstribusi yang tidak sedikit terhadap peningkatan pendapatan petani, maupun penyerapan tenaga kerja serta sumber devisa bagi daerah ini.

Setiap tahun Pemprov rata-rata menyediakan bantuan bibit hampir 3 juta batang terdiri dari kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kopi, pala dan cengkeh semua itu diberikan secara gratis, bahkan sampai kepada titik bagi lokasi masyarakat atau petani.

Dalam kurun waktu 2 tahun petani kita sudah bisa melakukan hasil dari tanaman itu, tentunya tanaman terus kita pelihara, rawat dengan benar. Sementara program pengembangan kakao yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir telah memberikan dampak yang cukup besar bagi kelangsungan petani kakao di daerah ini.

Pada tahun 2010 luas tanaman kakao di sumbar kurang dari 100 ribu hektar, pada tahun 2014 luas tanaman kakao mencapai 154 ribu hektar dan ini diperkirakan terus meningkat. hal ini disampaikan Gubernur Irwan Prayitno ketika Peresmian Gedung Cocoa Learning Center di Kabupaten Tanah Datar, Kamis (21/5).

Kata Irwan Prayitno, untuk mempercepat proses pengembangan komoditas tanaman perkebunan baik itu komoditi kakao ataupun komoditi lainnya tentu diperlukan keterlibatan semua pihak, yang dapat menjembatani pemerintah daerah dengan petani, pengusaha maupun non governmental organization (NGO) yang berasal dari luar negeri.

Kita ketahui sejak tahun 2012 pemerintah provinsi telah melakukan kerja sama dengan Swisscontact di 3 kabupaten/kota. Dan lebih dari 7 ribu petani selama 5 tahun terakhir telah mengikuti sekolah lapang kakao, termasuk juga yang dilakukan oleh Swisscontact.

"Dengan kepercayaan yang besar terhadap sumatera barat, swisscontact juga membangun "cocoa learning center" ini dilengkapi dengan sarana dan prasana, bahkan menjadi pusat pembelajaran petani kakao di wilayah sumatera, bagaimana cara tanam yang baik, pemangkasan yang betul, dengan hasil yang maksimal", ungkap Irwan Prayitno.

Lanjut Gubernur, kita memberi apresiasi terhadap Swisscontact yang telah memberikan dukungan ke Sumatera Barat khususnya NGO yang bukan dari pemerintah. Swisscontact sebuah NGO yang mendapatkan dana dari perusahaan Barry Callebaut yang mengunakan dana CSR.

" Swisscontact memilih sumatera barat untuk memberikan pengajaran dalam bentuk membudidayakan tanaman, memelihara, termasuk cara permentasi coklat yang benar, sedanghkan untuk mendatangkan Swisscontact ke sumbar tidak mudah melalui tahapan-tahapan, tentunya kab/kota harus serius, yang serius tentu menjadi perhatian dan kita fasilitasi. Makanya kita sediakan Cocoa Learning Center (CLC)", ujar IP.

Ditambahkannya, dengan tanaman coklat bisa membantu kehidupan petani, manfaatkanlah CLC ini untuk tempat diskusi, penelitian serta salurkan ilum itu kepada teman-teman yang lain, tuturnya.

Ikut hadir pada kesempatan itu, Bupati Tanah Datar yang diwakili Staf Ahli Adrion Nurdal, Country Director Swisscontact Indonesia Manfred Borer, Vice President Global Cocoa Sustainability Barry Callebaut, Ketua DPRD Kabupaten Tanah Datar, Kadinas Perkebunan Prov, Sumbar Fajaruddin, gapoktan serta para penyuluh se kabupaten/kota di sumatera barat.

Sementara, Country Director Swisscontact Indonesia, Manfred Borer mengatakan, kakao tersebar yang paling banyak di Indonesia berada di Sumatera dan Sulawesi. Kita tentu sangat senang melakukan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan hasil perkebunan masyarakat khususnya kakao, ujarnya.

Katanya, masih banyak lagi program yang mau kita kerjasamakan dengan sumatera barat, sementara kita juga memberi suprize terhadap petani yang berprestasi. Kita juga melatih 6 ribu petani dalam rangka meningkatkan mutu kakao khusunya di Tanah Datar umumnya di Sumatera Barat.

" kita sangat senang dengan Indonesia karena petani kakao banyak di Indonesia khususnya di Sumatera Barat" ujar, Manfred Borer.

Dalam sambutannya Vice President Global Cocoa Sustainability Barry Callebaut menyampaikan, kita punya pabrik besar di Indonesia seperti di Bandung, itu menyerap tenaga kerja yang sangat banyak. Kakao Indonesia sangat berarti bagi kami, kedepan kegiatan seperti ini dapat kita tingkatkan lagi, sehingga target kakao di Indonesia selalu meningkat, ucapnya.

Dengan datangnya Country Director Swisscontact memberikan dukungan dan motivasi bagi petani kita. Hal itu dapat mengembangkan tanaman kakao, budidaya, pemeliharan yang benar. Disisi lain dapat pula mengangkat pendapatan petani didaerah ini.

"secara iklim kabupaten tanah Datar sangat potensi untuk tanaman kakao. Multi efeknya sangat luar biasa dapat mengurangi kemiskinan, jadi tidak ada alasan untuk tidak mengembangkan kakao", ujar Zuldafri Darma Ketua DPRD Tanah Datar.

(Humas Sumbar)