MEMANTAPKAN DIVERSIFIKASI PANGAN Perikanan Tangkap, Berperan Wujudkan Ketahanan Pangan

Artikel () 29 November 2016 13:34:18 WIB


MEMANTAPKAN DIVERSIFIKASI PANGAN

Perikanan Tangkap, Berperan Wujudkan Ketahanan Pangan

Oleh : Teguh Gunung Anggun

 

Ikan adalah bahan pangan sumber protein yang sangat berguna untuk kesehatan. Untuk memenuhi ketersedian pangan ikan ini, diperoleh melalui usaha perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

“ Pemerintah Propinsi Sumatera Barat komit dengan usaha tersebut yang diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai berbagai bantuan stimulan kepada nelayan sehingga nelayan lebih bersemangat. Muaranya, produksi ikan meningkat, konsumsi ikan untuk masyarakat Sumatera Barat meningkat pula “ ungkap Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Tak heran seiring meningkatnya produksi ikan melalui perikanan tangkap ini, berimplikasi terhadap penyediaan pangan ikan di Sumatera Barat. Misalnya, pada 2015 produksi total perikanan tangkap mencapai 227.278,8 Ton. Dari jumlah ini untuk pemenuhan kebutuhan ekspor 2.379,5 Ton atau 1,1 persen dan pemenuhan kebutuhan ketersedian pangan lokal 224.899,3 Ton atau 98,9 persen.

Gubernur Sumbar menjelaskan, jauh lebih besar dari produksi perikanan tangkap untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, memperlihatkan konsumsi ikan masyarakat Sumbar meningkat. Apalagi, belakangan gerakan makan ikan terus dikampanyekan. “ Selain mewujudkan diversifikasi pangan memalui peningkatan konsumsi, ikan juga memiliki banyak keunggulan dibanding protein hewani lainnya “ jelas Gubernur.

Ditambahkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Barat, Ir. Yosmeri, keunggulan yang dimiliki ikan adalah memiliki kandungan nutrisi yang relatif aman untuk balita hingga manula. Kandungan Omega 3,6 dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti : Tumbuh kembang bayi lebih cepat, balita lebih aktif dan cerdas, serta membuat daya tahan tubuh lebih kuat.

“ Memasak ikan pun tidak membutuhkan energi yang banyak. Keragaman jenis ikan memberikan pilihan bagi konsumen dari berbagai lapisan masyarakat. Ada banyak jenis ikan yang memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan sumber hewani lain” katanya.

Dengan semakin meningkatkan sumber ikan per kapita, menyebabkan kebutuhan terhadap ikan meningkat. Kegiatan produksi perikanan tangkap juga meningkat pesat. Perikanan tangkap dilaut merupakan penghasil utama komoditas ikan tangkapan. Setidaknya 84,7 persen ikan tangkapan diperoleh dari jenis usaha perikanan tangkap.

Sumbar dengan luas wilayah laut 186.580 Km2, luas zona teritorial57.880 km2, luas zona ekonomi ekslusif 128.700 km2, dengan jumlah pulau 185 pulau. Potensi perikanan laut Sumbar 289.936 Ton, saat ini telah dimanfaatkan 216.651.8 Ton (74,72 persen). Posisi Sumbar sangat strategis sebagai pendaratan dan kegiatan ekspor ikan tuna dari Samudera Hindia.

Dalam pidato Presiden, 18 Desember 2006 di Padang, Sumatera Barat dicanangkan sebagai sentra tuna bagian barat Indonesia dan penetapan pelabuhan perikanan Samudera Bungus sebagai sentral Pengembangan Industrialisasi Tuna, Tongkol, Cakalang oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, berdasarkan SK. No.7/Kepmen-KP/2013.

Dukungan ini telah meningkatkan ekspor perikanan dari 1.122 Ton pada 2010 menjadi 3.379,5 Ton pada 2015. Dengan jumlah produksi perikanan laut dan perairan umum pada 2015 sebesar 227.278.8 Ton dengan nilai Rp. 3.409.182.000.000,-

Pasokan produksi terbesar berasal dari sentra – sentra perikanan yaitu Pasaman Barat, Agam, Padang dan Pesisir Selatan. adapun jenis ikan konsumsi yang ditangkap nelayan, seperti Tongkol, Sisiek, Kemboeng, Selar Tenggiri, Udang, Cumi-cumi, ikan kuwe,, peperek, layur dan ikan – ikan pelagis kecil lainnya.

Hasil tangkapan ini dipasarkan ke Propinsi setangga, seperti Pekan Baru, Jambi dan Bengkulu. Adanya dukungan Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, produksi perikanan tangkap terus mengalami peningkatan. Tahun 2010 sebanyak 202.599,5 ton, 2011 (205.459,7 ton), 2012 (207.866,8 ton), 2013 (221.375,8 ton), 2014 (227.278,8 ton) dan 2015 (229.276,2 ton). Rata – rata produksi perikanan tangkap meningkat 2,43 % per tahun.

Optimalisai produksi perikanan tangkap terus dilakukan dengan berbagai program antara lain : Peningkatan kapasitas penangkapan, moderenisai armada dan alat tangkap, pembagunan pelabuhan perikanan sampai dengan program terpadu, seperti Program Gerakan Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir (GEPEMP). Program yang ditujukan kepada nelayan ini telah dicanangkan gubernur pada tahun 2011.

Dalam moderniasi armada perikanan misalnya, ditempuh alih teknologi penangkapan dari cara tradisional ke armada skala kecil melalui motorisasi armada perikanan dengan kapasitas mesin 30 GT.

Alih teknologi ini dilaksanakan melalui program kapal INKA MINA yang dilaksanakan sejak 2011. Hingga 2014 telah di serahkan 11 unit kapal Inka Mina kepada kelompok nelayan di pesisir selatan, padang pariaman, pasaman barat, agam, padang dan pariaman.

Ditambahkan kepala badan ketahanan pangan sumbar, Ir. H. Efendi, MP, peningkatan konsumsi ikan itu salah satu upaya untuk mewujudkan diversifikasi (Keanekaragaman) pangan dengan diimplementasikannya diversifikasi pangan yang dicita citakan akan tercapai pula.

“Berpedoman kepada skor Pola Pangan Harapan (PPH), konsumsi ikan/lauk, masyarakat sumbar masih tergolong rendah meski di atas rata rata nasional. Skor kita sudah 84 pada 2014. Tahun lalu hanya 77. Sedangkan nasional 75 dan target kita ke depan 90,” kata dia.

Target itu optimis tercapai, bila dukungan semua pihak untuk mengampanyekan gerakan ayo makan ikan. Apalagi kini berbagai makanan olahan dari ikan sudah banyak diproduksi berbagai industri kecil. (TGA)