Upacara Peringatan Peristiwa Situjuah ke-75, Audy Joinaldy: Generasi Muda Harus Lanjutkan Perjuangan Para Pejuang

Upacara Peringatan Peristiwa Situjuah ke-75, Audy Joinaldy: Generasi Muda Harus Lanjutkan Perjuangan Para Pejuang

Berita Utama Algamar Arif Safitra, S.I.Kom.(DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK) 15 Januari 2024 17:25:33 WIB


Memperingati perjuangan berdarah bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan, Wakil Gubenur Sumbar Audy Joinaldy bertindak sebagai Inspektur Upacara Peringatan Peristiwa Situjuah di Lapangan Chatib Sulaiman, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Senin (15/1/2024).

Upacara ini diikuti oleh satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Korps Pegawai Republik Indonesia, Satuan Polisi Pamong Praja, Basarnas, Pemadam Kebakaran, mahasiswa dan pelajar, serta keluarga pejuang korban Peristiwa Situjuh.

Peristiwa Situjuah merupakan sebuah tragedi perjuangan yang terjadi pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berlangsung dalam kurun waktu 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Dimana tanggal 15 Januari 1949, 9 orang pejuang yang tengah merencanakan langkah-langkah perjuangan mempertahankan kemerdekaan dikepung dan diberondong peluru pasukan agresi militer Belanda di pagi buta.

Dari kutipan sejarah Peristiwa Situjuah yang dibacakan di sela upacara, tercatat sebanyak 69 pejuang gugur dalam mempertahankan NKRI. Tragedi bermula pada tanggal 14 Januari 1949. Ketika pimpinan PDRI, laskar pejuang dipimpin Ketua Laskar Pertahanan Rakyat Sumatra Tengah, Chatib Sulaiman mengadakan rapat membahas strategi perjuangan di sebuah lembah, yang dikenal dengan Lurah Kincia.

Seusai rapat, peserta beristirahat di sebuah surau di Lurah Kincia, namun mendekati waktu Subuh pasukan Belanda menghujani lembah itu dengan berondongan peluru. Berada di lokasi yang tak menguntungkan dengan senjata yang tak memadai, para pejuang pun tak mampu memberikan perlawanan sengit. Chatib Sulaiman, Arisun St Alamsyah, Letkol Munir Latif, Mayor Zainuddin, Kapten Tantawi, Letnan Anizar, Sjamsul Bahri, Rusli dan Baharuddin, gugur bersama 60 pejuang lainnya.

Chatib Sulaiman bersama delapan pejuang lainnya dikebumikan di Lurah Kincia, sementara 60 pejuang lainnya dimakamkan di Situjuah Gadang dan Situjuah Banda Dalam.

Seusai upacara di Lapangan Chatib Sulaiman, rangkaian peringatan peristiwa bersejarah itu dilanjutkan dengan ziarah dan tabur bunga di makam pahlawan korban Peristiwa Situjuah. Wagub Audy, didampingi Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo, Forkompimda serta keluarga pejuang melakukan ziarah dan tabur bunga di Lurah Kincia dan di Situjuah Banda Dalam.

Wagub Audy dalam amanatnya mengingatkan bahwa Peristiwa Situjuah menjadi momen penting bagi generasi muda untuk melakukan introspeksi. Sudah sejauh mana perjuangan kita dalam mengisi kemerdekaan. 

Ia meyakini, perubahan zaman lewat perkembangan teknologi di generasi sekarang tidak akan melupakan sejarah yang terjadi di Situjuah. Namun tetap menjadi amanah bagi generasi muda untuk melanjutkan perjuangan dengan kegigihan dalam memberikan manfaat pada NKRI.

"Hari ini tugas kita untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan ini dengan semangat dan rasa tanggungjawab yang tinggi di bidang kita masing-masing," ucapnya.

"Mari kita wujudkan wibawa bangsa di mata dunia dengan selalu menjaga persatuan dan kesatuan, membangun NKRI dan daerah kita, Sumatera Barat tercinta," sambung Wagub.

Secara khusus Wagub Audy juga mengingatkan, di tengah-tengah penyelenggaraan pesta demokrasi hendaknya TNI, Polri, dan PNS mampu menjadi contoh dan panutan yang mengambil peran dalam menjaga kesatuan dan kesatuan bangsa.

Turut hadir dalam acara ini, Ketua DPRD Sumbar Supardi dan jajaran Forkopimda Sumatera Barat, Pj. Walikota Payakumbuh Jasman, serta keluarga para pejuang, tokoh masyarakat, jajaran perangkat daerah se-Sumatra Barat, ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai dan bundo kanduang se-Kecamatan Situjuah Limo Nagari.

 

Diskominfotik Sumbar